Minggu, 20 Desember 2009

Aku udah gede!


Aku Ara, gadis usia 20 tahun... Kuliah disalah satu universitas negeri terkemuka di Jakarta. Aku anak terakhir dari 5 bersaudara. 3 kakakku sudah berkeluarga, tinggal aku dan seorang kakakku yang masih betah menjomblo. Klo aku wajar, belum memikirkan untuk menikah, tapi kakakku yang cowok usia 29 tahun, masa belum kepikiran buat cari istri. Ckckckck...

" Araaaaaaaa, banguuuun! Mami udah bikinin sarapan tuh! Abis itu mandi. Kmu ada kuliah kan hari ini? ", teriak mamiku.

" Uuuuuugh, iyaaaaa, iyaaaaaaaa! Masuk siang Mi, kuliahnya... ", jawabku sambil malas-malasan untuk bangun.

You know what?? Setiap hari mami selalu cerewet bilang ini-itu ke aku, yang seharusnya mami tau aku ga perlu diingetin buat hal-hal yang sepele. Toh, aku masih inget dan bisa jaga diri aku sendiri.

Suatu hari...

" Mami ga pengen ngeliat kmu pacaran sebelum kerja! ", ujar mami.

" What?? Mami yang bener aja donk! Mami pengen apa, aku jadi perawan tua?? Mam, aku ini udah gede, udah cukup dewasa dan ngerti akan cinta. 20 tahun Mi, aku itu udah 20 tahun. ", tegas ku.

" Mami ga mau kamu kya c Bunga! Udah ga kuliah, kerja aja belum, eh, udah hamil duluan! ", jelas mami.

" Mam, jangan samain Ara sama dia donk! Mami tuh kya ga tau Ara aja. ", bela ku.

" Pokoknya, mami ga mau kmu pacaran sebelum kerja! ", tegas mami.

Huh! Orang tua aku tuh emang kolot! Aku ini emang anak bungsu, tapi aku ga manja. Aku bahkan mau mandiri. Tapii... Orang tua aku selalu saja manjain aku. Aku udah nolak semua kemanjaan mereka. Mulai dari sering dibeliin ini-itu, ditawarin ini-itu, diajak kesana-sini. Huhft! Mungkin aku bersyukur, mereka sangat memperhatikan aku. Tapi terkadang aku juga jenuh, aku ingin mencoba ga tergantung sama mereka. Tapi sepertinya ga bisa.

Walau mami melarangku buat pacaran sebelum kerja, tapi aku tetap mencoba menjalani hubungan dengan beberapa pria. Backstreet pastinya. Dan kalian juga pasti tau, hubungan tanpa restu orang tua pasti ga bertahan lama. Dan itu berlaku bagi kehidupan aku. Huhft!! Bener-bener bakalan jadi perawan tua nih! :'(

Sudah 1 bulan aku seperti mendapat supir pribadi. Ya! Udah 1 bulan ini, aku dianter-jemput sama papi. Seperti biasa dengan alasan keamanan. Hellllloooo, Mam, Pap!!! Aku udah gede, dan aku ini udah biasa kuliah sendiri. Papi sama mami ga sadar ya, klo aku tuh udah kuliah selama hampir 3 tahun, dan baru ngerasa anaknya ga aman 1 bulan ini. Ckckckck... Alasan yang mengada-ngada.

" Ra, lo ga bosen ya setiap saat, ga dikelas, ga dijalan, ga diangkot, lo di telpon bokap lo terus?? Sesekali c ga apa-apa... Klo setiap saat ditelponin apa lo ga risih ya?? ", tanya sahabatku.

" Tau tuh, bokap w kadang suka bikin w bete sama telpon-telponnya. Apalagi klo lagi bareng-bareng temen w. Gilaaaaaa, w dicengein abis sama temen-temen w. Huhft! "

" Lo ga coba ngomong gtu sama nyokap-bokap lo, klo lo tuh baik-baik aja tanpa mereka telpon setiap saat??? ", tanyanya.

" Susah Ri, ngasih tau mereka... Ga tau deh, sampe kapan mereka bakal sadar klo w bukan anak kecil yang perlu diperhatiin 24 jam. ", jelasku.

Dan... Sampai saat ini pun, aku dimata orang tuaku adalah tetap sebagai anak kecil.
Mereka mesti tau, AKU UDAH GEDE!

Kamis, 17 Desember 2009

Usia Bioskop..


Wah, hari ini usiaku berubah jadi bioskop... Hehehe... :)
Eeeemmm, aku memaknai usai baruku ini seperti bioskop.
Mulai saat ini, esok dan yang akan datang pasti aku akan dihadapkan pada banyak orang dengan karakter yang berbeda-beda, usia yang berbeda pula. Mulai dari anak-anak sampai orang tua, dan bahkan ada yang suka dan tidak suka padaku. Layaknya bioskop yang selalu kedatangan orang banyak dan terkadang menuai pro-kontra pada film yang mereka lihat.

Aku ingin menjadi bioskop yang hanya memutar film-film yang bermutu. Yang artinya, aku ingin aku membawa kesan yang baik bagi orang-orang yang kenal denganku. Selalu membawa kebahagian, keceriaan, dan kenangan hidup yang manis.

Aku ingin menjadi bioskop yang nyaman. Dimana orang-orang disekitarku selalu merasa nyaman berada didekatku. Selalu ingin datang kepadaku. Berbagi kisah, dan cerita mereka. Meninggalkan sejuta kisah.

Ya, itulah harapanku di usia bioskop ini... :)

Kamis, 18 Juni 2009

Bertemu Para Pria Tanda "Kutip"


Ya ampuuuuuun, mimpi apa aku semalam... 2 kali bertemu pria aneh ditempat berbeda, gila semua!! Iiiiiihhhhh, males banget deh! Apa sih yang mereka cari sebenarnya dari para wanita seperti aku n yang lainnya??? Bersiul, manggil-manggil dengan sebutan yang ga jelas, kadang colak-colek. Dipikir wanita itu sabun colek apa!!!!!???? Yang seenaknya aja bisa dicolek-colek. >.< Emosi aku jadinya!!!!

Apalagi hari ini. Diangkot, ada penumpang pria yang umurnya mungkin udah 40an, seumur sama bapakku. Eh, matanya jelalatan ngeliatin aku dari atas sampe bawah. Bukannya aku ge-er, tapi begitu faktanya. Ya ampuuuuuun, ga inget sama anak, istri n cucu apa ya dia?? Senyum-senyum ga jelas lagi, kadang matanya kayak kelilipan sebelah. Idiiiiiiiih!!

Pas turun diterminal, ada calo yang ngegodain aku dengan kalimat yang bikin aku jijik abiiiiiiiiiissss!

" Neng, mau kemana? ", tanyanya kepadaku.
" Ke depok bang. ", jawabku singkat.
" Neng, cantik banget. Bibirnya seksi. Abang jadi mau (maaf) nyedot bibir neng. ", rayunya.

Dalam hatiku, " Anjriiiiiittt, ini cowok! Mau aku tampar nih kyanya!!!!! ".
Seketika, apa yang ada dipikiranku pun terjadi.

PLLLLLLLLLLLLAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKK!
Kelima jari kananku mendarat tepat dipipi kirinya. Seketika dia terdiam dan teman-temannya pun langsung bersorak seolah senang dengan penderitaan dia.
Aku pun langsung berlalari menuju angkot jurusan yang aku tuju. Huuuuuuufttttttt!!!!! Paraaaaaaaaaahhhhhh!

Kadang aku berpikir, aku yang sudah berpakaian tertutup, mengenakan jilbab, tapi masih saja sering jadi sasaran pria-pria tanda kutip. Bagaimana dengan mereka yang belum sepenuhnya menutup aurat?? Apa wanita-wanita itu ga risih?? Aku saja benar-benar risih. Sangat amat risih!!!!!!!

"Ya Allah, lindungilah aku selalu dalam perjalanan, aktivitas dan apapun yang aku lakukan dari hal-hal yg Engkau benci dan dari hal-hal yg mengancam diriku."

Itu doa yang selalu aku panjatkan sebelum aku memulai aktivitas.

Kamis, 11 Juni 2009

Rahasia Dibalik Warna Pink Rini


Tas pink, ikat rambut pink, jepit rambut pink, dompet pink, hp pink. Wah, serba pink! Pantas aja kalo dia dijuluki Miss. Pinky. Dia itu Rini. Sebenarnya, dia menyukai warna pink baru SMP kelas 3. Sebelumnya dia dikenal sebagai gadis tomboy yang cuek sama penampilannya, yang ga takut sama kotor. Wah, ga karuan deh!
Berubah drastis setelah dia menginjak SMP kelas 3. Ga tau deh dapet ilham apa, dia bisa berubah kayak gitu???

Sampai sekarang pun Rini masih menyukai warna pink, bedanya tidak sefanatik dulu.
Ga pake barang2 berwarna pink dari ujung rambut sampe ujung kaki lagi. Cukup barang2 tertentu aja, pokoknya masih menunjukkan kalo dia suka warna pink. Sekarang lebih ke barang2 pajangan, aksesoris, barang2 koleksi gtu deh. Selain itu juga yang menarik dia suka barang mickey and minnie mouse yang warna pink. Apapun itu... Padahal mickey mouse warnanya merah. Minnie mouse untungnya warna pink, jadi masih bisa adalah kalo mau nyari..

Banyak yang bertanya pada Rini, kenapa dia suka warna pink. Padahal banyak dari teman-temannya terutama perempuan, ga suka sama wara pink. Norak katanya! Wah, Rini pikir aneh juga, kok perempuan ga suka warna pink??
Dengan PDnya Rini bilang, " Warna pink itu cantik loh.. "
Kebanyakan dari teman-teman Rini tertawa mendengar hal itu. Makin bingung deh!

Tapi Rini tak mempermasalahkan hal itu. Dia tetap menyukai warna pink.

Suatu hari, tanpa ada angin ataupun hujan, teman-teman Rini dikampus memuji Rini, dengan pakaian warna pinknya.

" Rini, kamu cantik deh pake warna pink... ", ujar salah satu temannya.
" Terima kasih... ", balas Rini.

Seneng banget deh hari itu! Rini sempat berpikir juga sih, tumben teman-temannya hari itu banyak yang memuji dia. Padahal pakaian Rini yang warna pink itu pakaian lama.

Sampai pada akhirnya, ada temannya yang bilang...
" Lo keliatan fresh deh Rin pake baju itu. "
" Lo semua pada aneh ya hari ini... Biasanya juga w pake warna pink. ", ucap Rini bingung.
" Hari ini lain... Ga tau kenapa! Lo lebih cewek aja. ", ucapnya.
" Maksud lo, kemaren2 w 1/2 cewek... ", ujar Rini agak kesal.
" Ya, ga gtu... Aura kecantikan dan feminin lo lebih keluar aja... ", pujinya.
" Kan w udah pernah bilang.. Warna pink itu cantik.. Bawaannya senyum melulu. Bikin hari w semangat. Gtu.. ", jelas Rini.
" Iya, c... setelah w pikir2 juga gtu... Cewek yang pake pink terlihat manis. ", ucapnya.
" Kayak w ya... Hehehe... ", pede Rini.

Sampai sekarang ga ada lagi tuh yang komplain mengenai warna pink. Malahan diantara mereka ada yang beralih warna... Jadi suka warna pink juga.. Hihihi.. Senangnya bisa menyebarkan virus pink... ^.^

Warna pink bagi Rini itu cantik, senyum, indah, semangat, ceria... :)

Rabu, 10 Juni 2009

Jika Nindy sedang kesal


Udah 2 hari ini wajah Nindy selalu ditekuk. Terpancar kekesalan yang teramat sangat sepertinya. Bukan kesal terhadap siapa, tapi kesal terhadap apa. Nindy, kesal terhadap pekerjaannya.

" Huft! Kenapa sih kerjaan gue cepet banget selesainya??!!!! Padahal ngerjainnya udah dilambat-lambatin! ", keluhnya dalam hati.

Nindy itu wanita yang menyukai hal-hal yang aktif. Dia nggak betah kalau dikantor, dirumah, atau dimanapun dia hanya diam aja. Pasti dia bakalan cari kesibukan. Ya... Sok sibuk gitu deh! ^.^
Tapi hari kemaren tuh beda! Dia bingun mau ngapain, apa yang bisa dia sibuk?? Alhasil, dia hanya diam terpaku pada ruang kantor yang dingin dan sepi karena beberapa rekan kerjanya pergi meeting. Nindy pun mencoba memanfaatkan hobinya menulis, tapi tetap aja nggak ada ide yang bagus buat tulisannya. Akhirnya dia cuma bisa bikin 2 tulisan, itu juga tulisan kilat.

" Gila! Pengen pulang kalo kayak gini terus! Nggak ngapa-ngapain! Ini mah capek nunggu jam pulang kantor, bukan capek karena kerjaan. Aduh, datanglah pekerjaan padaku, walaupun cuma 1 kerjaan. Eh, jangan deh! Kerjaannya yang banyak aja. ^.^ ", harap Nindy.

Benar-benar deh! Hari kemaren udah bikin Nindy kesal, sekesal-kesalnya!
Pulang kerumah pun Nindy masih menekuk wajahnya. Cemberut, marah-marah nggak jelas, menggerutu. Wah, semua orang dirumah kena bom kekesalannya deh!

" Kamu kenapa sih, Nin? Pulang-pulang manyun. ", tanya Mama heran.

Nindy mengacuhkan keheranan Mamanya, sambil berlalu menuju kamarnya.

" Gimana Nin, tadi dikantor? ", tanya Papa.

" Ga tau, ah! ", jawabnya agak kesal.

" Duh, orang-orang dirumah ga tau apa kalo muka gue jelek kayak gini berarti gue lagi bete! Ngapain juga pake ditanya-tanya melulu! ", gerutu Nindy dikamarnya.

Dasar Nindy! Kalo udah kesal, bete, ga hanya orang-orang dirumah yang kena efek kesalnya, tapi juga foto cowoknya yang terpajang di dinding kamarnya pun ikut kena " semprot "! Hahaha... Nindy... Nindy.... Padahal tuh foto diem aja nggak ngapa-ngapain. Eh, mungkin karena foto cowoknya lagi senyum lebar kali ya, jadi kesannya ngeledek gitu.. Hihihi... ^.^v

" Ih, ngapain sih kamu ngeliatin aku kayak gitu!! Seneng ya ngeliat aku bete????!!!! ", celetuk Nindy ke foto cowoknya.

Ga tahan melihat senyuman yang terpancar dari bibir cowoknya dalam foto itu, Nindy pun membalikkan seketika foto itu mengarah ke dinding. Aduh, aduh.. Benar-benar deh Nindy!
Mencoba menenangkan diri dengan mandi air hangat, makan malam dengan porsi yang banyak ( Begitulah kalo Nindy lagi bete atau kesal, pasti makannya banyak banget! ) ^.^.
Setelah itu berbaring di tempat tidur sambil dengerin musik, sampai akhirnya tertidur.

Ternyata, ke esokan harinya Nindy masih ngambek. Kenapa? Soalnya, Mama telat bangunin dia, udah gtu air hangat yang buat mandinya belum mendidih. Terpaksa deh, mandi air dingin karena udah telat. Tambah kesal donk... Wah, kemaren sama hari ini saam kesalnya.

" Mudah2an sampe kantor mimik kesalku nggak keliatan dan ga dibawa-bawa dalam pekerjaan ", harap Nindy.

Untungnya, sampe kantor Nindy udah ga kesal lagi. Udah bisa tersenyum. Pulang kerumah juga sudah bisa lebih adem.

Begitulah Nindy kalo lagi kesal. Semua yang ada disekitarnya bisa jadi mangsa. ^.^

Selasa, 09 Juni 2009

Aku bercermin


Setiap pagi, bangun tidur hal yang wajib aku lakuin itu adalah bercermin. ^.^
Mulai ujung rambut sampe ujung kaki aku perhatikan. Lebih yang utama aku perhatikan wajah. Hehehe...

Setiap aku bercermin, aku merasakan setiap itulah diriku berubah. Ya, semua orang tau itu, kalo diri kita pasti berubah! Ntah berubah jadi lebih baik, atau sebaliknya.
Setiap kali aku bercermin, aku merasa ada saja yang berubah dari diriku. Mulai fisik sampai batin. Batin?? Bisa keliatan lewat cermin ya??? Hehehe... Cermin hati, mungkin... :)

Mulai dari wajah bersih, besoknya ada jerawat, eh, besoknya lagi ga ada, eh, sampe sekarang bersih... Hehehe... Atau, kemaren wajahku berminyak banget, sekarang normal, besok mudah2an normal terus... Hehehe...
Batinku.. Mulai dari kemaren-kemaren sedih, capek, makan hati, makan sayur, Loh?? ^.^ Ga deh, alhamdulillah ga pernah "makan hati", kecuali mungkin akunya yang suka bikin orang "makan hati". ^.^v

Wah, pokoknya tiap hari diri ini berubah deh! Coba deh, kamu bercermin setiap bangun pagi. Sambil bercermin, sambil pikirkan apa yang kemaren udah kita lakukan, apakah yang kemaren kita udah lakuin itu bermanfaat atau ga? Bagaimana setiap kegiatan yang kita lakuin itu bisa menyenangkan diri sendiri maupun orang lain disekitar kita? Dan apa yang akan kita lakukan pada hari ini?

Aku juga merasa malu, kalo lagi bercermin aku kepikiran hal-hal bodoh yang hari-hari kemaren aku lakuin. hehehe... Tertawa sendiri, menyesal, mau nangis, malu, terkadang benci juga sama diri sendiri. Kenapa kemaren-kemaren bisa kayak gtu?? Yah, itulah manusia! Sadar yang kemaren-kemaren ga baik, ku mencoba untuk tidak/minimal mengurangi hal-hal bodoh itu lagi.

Siapa bilang cermin cuma buat cewek-cewek yang suka dandan?? Siapa bilang juga cermin cuma buat cewek?? Cermin juga bisa buat bikin kita "sadar", so cermin cocok buat siapa aja... ^.^

Yuk, bercermin!! Hehehehe... ^.^

Semoga dengan begitu semakin hari, semakin lebih baik.

Diary Cinta Dari Gedung G Lantai 3 (Halaman 13)

Beberapa hari setelah peristiwa aku "tidur" itu, aku jadi berpikir tentang teman-temanku yang bilang kalo Mr. Cool itu menaruh hati padaku.
Sempat aneh dan tanda tanya juga sih???? Apa iya?? Masa?? Bener ga ya?? Duh, kayak film kartun yang diatas kepalanya muncul tulisan-tulisan penuh tanda tanya. :)
Ah, cuekin aja lah! Toh, aku sama dia juga ga terlalu kenal-kenal banget!
Aku mencoba cuek tak menghiraukan comblangan-comblangan teman-teman disekitarku, dan mencoba menghiraukan comment-comment dari Mr. Cool di FSku. You know what?? Aku ga bisa cuek seperti itu. Huft! Dasar Mr. Cool!!! Si pengganggu pikiran wanita!

Aduh-aduh... Makin penuh tanda tanya??????????? >.<

Kian hari makin ada kejelasan nih! (Menurut perasaanku) Hehehe...
Kejelasan tentang si Mr. Cool itu. Aku balas ga ya perasaannya??? Sebenernya perasaan aku gimana sih??? Dia tepat ga sih??? Cocok ga sih?? Orang tua setuju ga sih kalo sama dia??? Wah, sekarang tanda tanya itu muncul lagi!!!! Tanda tanya lagi, tanda tanya lagi... Padahal tanda tanyanya untuk diri sendiri tapi bikin pusing 17 keliling lapangan futsal. Hihihi...

Sekian hari, minggu, bulan dan tahun aku berdiam diri di Gunung Putri. Hahaha... (Terlalu hiperbola). Padahal cuma 1 mingguan aja itu juga bukan di gunung... Hehehe... ^.^, akhirnya aku mendapatkan jawabannya.

Bener-bener deh Mr. Cool ini... Udah kayak hantu! Kemanapun, dimanapun dan kapanpun pasti Mr. Cool tuh ngikutin aku! Hehehehe... Ge-er banget ya, diikutin?? ^.^

Selasa, 10 Maret 2009

PinkDisini





Diary Cinta dari Gedung G Lantai 3 (Halaman 12)

Setelah tenagaku terasa habis saat diri ini tak sadarkan diri, aku pun membaringkan tubuhku untuk istirahat agar esok hari aku pulih kembali.

Tak lama mata ini terpejam, dering nada sms dari Hpku berbunyi. Sms dari siapa ya? Pikirku dalam hati.

“Semoga cepet sembuh ya. Ujian jangan dijadikan beban. Miss ur smille... :) -Mr. Cool-“

Hah! Dari Mr. Cool??? Aku sedikit terperanjat, heran dan aneh. Kok dia bisa sms aku? Tahu nomorku dari mana? Wah, pokoknya beragam pertanyaan seputar dia sms aku muncul dalam benakku.

“Ujian jangan dijadikan beban.” Kalimat yang menurutku salah. Aku tak merasa ujian itu sebagai beban, justru itu tantangan aku sebagai seorang mahasiswa. Tantangan dalam pembelajaranku selama ini. Yang menjadi beban untukku adalah “kamu dan dia”. Benar-benar beban yang sangat berat bila hati diselimuti dilema.

Beberapa hari setelah kejadian itu, teman-temanku dikampus banyak yang jadi “wartawan” dadakan. Mewawancaraiku seputar kejadian itu dan mengenai dia mengantarku pulang. Huh! Aku sudah seperti seleb yang dikejar-kejar wartawan seputar masalah pribadinya dan mereka tentu saja menjadi wartawan infotainmentnya.

Sebenarnya bibir ini tak ingin terbuka untuk mengucap satu kata pun mengenai hal itu, tapi mereka terus saja mendesakku bahkan ada yang membuat pernyataan yang salah mengenai hal itu. Duh, bisa timbul fitnah dan pencemaran nama baik nih! Akhirnya aku mengklarifikasi semuanya. Tuh kan, seperti selebritis saja pakai acara klarifikasi segala!

Bla-bla-bla-bla... Panjang lebar aku menjelaskan semuanya. Semua! Sampai hal terkecil pun aku ungkap semua. Biar mereka puas! Huh! Dasar wanita! Tak luput dari gosip...

Tidak berhenti disitu saja! Dikelas pun masih heboh dengan kejadian waktu itu. Ya ampun..... Apa istimewanya sih kejadian itu?? Apa karena ada Mr. Aanya??? Aduh-aduh... !

“Cinta, Mr. Cool sms lo ya? Perhatian banget sama lo...”, tanya Lina.

“Eeeeeeemmm, sok tahu lo!”, kataku sambil menutupi.

“Yaaaahhh, ga usah bohong deh! Tampang lo tuh bukan tampang pembohong... Nih, buktinya di inbox hp lo ada sms dari dia.”, ujarnya sambil memegang hpku.

“Heh! Lo pinjem hp gue ga bilang-bilang.... Pake baca smsnya segala. Sini hp gue!”, ujarku sedikit kesal.

“Hehe... Maaf, biasanya kan ga apa-apa... Sensi banget sih semenjak pingsan... Hehe...”, candanya.

“Yeeee, bosen bahas pingsan melulu!”, ujarku.

“Wah, kayaknya Mr. Cool suka juga deh Cin sama lo!”, tebaknya.

“Sok tahu lo kayak dukun! Hehe...” candaku.

50-50 lah kalau seorang pria yang tidak terlalu kita kenal/ baru akrab dengan kita mencoba menghubungi kita, misalnya lewat sms, belum tentu juga itu menandakan dia suka sama kita, mungkin saja dia memiliki sifat peduli terhadap kita. Peduli itu juga belum tentu menunjukkan rasa sukanya terhadap kita, bisa jadi dia memang seorang manusia yang peduli terhadap sesamanya. Nah, loh! Bingung kan! Intinya sih, jangan ge-er! :)

Jumat, 06 Maret 2009

Diary Cinta dari Gedung G Lantai 3 (Halaman 11)

Aku dengan tubuh lemahku masih terbaring di sofa ruangan itu. Mereka masih terus menghiburku dengan candaan yang menurutku cukup membuat tubuh ini bangkit, tapi tidak kali ini! Aku merasa sulit untuk berdiri sendiri apalagi untuk berjalan. Tubuh ini seperti memikul beban yang sangat berat, yang ingin aku bawa dari utara menuju selatan dan inilah puncak dari rasa lelah itu...

Saat lemah tubuh ini, aku bersyukur masih ada mereka yang peduli, dia yang mungkin selalu menanti jawabanku pun masih terus menunjukkan perhatiannya dan seorang dia lagi yang slalu menjadi tanda tanya di hati itu pun ikut aku repotkan pula.

Aku merasa istirahat dalam perjalanan beban ini pun sepertinya cukup. Aku ingin meneruskan perjalanan ini untuk segera melepas beban yang ada ini sampai ke tempat tujuan. Masih tertatih dalam berjalan tapi aku ingin meneruskan perjalanan ini. Kali ini mereka yang terdekat denganku turut menemani dan dia yang selalu menanti jawab dariku pun turut dalam perjalanan ini dan itu membuat bebanku bertambah.

Sedan umum itu pun melaju mengantar aku, mereka dan dia...

Sampai pada istana kecil ku, tubuhku masih lemah. Ibu menyambutku dengan ekspresi wajah yang cemas. Bertanya ini-itu pada mereka dan dia...

Aku?? Aku hanya diam...

Tubuhku mulai stabil, mulai bisa menemani mereka dan dia berbincang...

Waktu memaksa mereka dan dia untuk kembali pulang... Dan sempat terlontar kalimat dari dia...

“Terimakasih bu... Cinta, cepat sembuh ya...”, katanya

“Iya, sama-sama... Cinta, ngerepotin ya...”, jawab ibu.

“Oh, iya bu! Rendangnya enak!”, pujinya untuk masakan ibu.

“Oh, iya... Terimakasih...”, jawab ibu.

Entah tulus dari hati dia atau hanya cari muka didepan ibuku??? Entahlah! Yang jelas dia memuji tapi salah menyebutkan nama masakannya. Harusnya semur, eh malah rendang! Hehe... :p

Jumat, 27 Februari 2009

Diary Cinta dari Gedung G Lantai 3 (Halaman 10)

Ujian sebentar lagi dimulai! Semua sudah berkumpul dan menempati kursi masing-masing. Aku memilih duduk di barisan belakang. Ga tau kenapa, aku mulai merasa pusing dan mual. Ingin rasanya aku mengeluarkan isi perut makan siangku tadi. Dan ternyata... Ya! Beberapa menit ujian akan dimulai, aku meminta izin untuk ke toilet. Kebetulan Ms. Yan adalah salah satu pengawas ujian di ruangan itu. Di toilet, aku dengan mudah mengeluarkan semua isi perutku, mungkin yang tersisa hanya air saja. Huh! Lemas, mual dan pusing... Dalam hati aku bicara, “Apa aku bisa konsentrasi dalam ujian hari ini?”.

Ujian pun berlangsung... Aku yang masih merasa mual dan pusing berusaha mengerjakan soal-soal ujian itu dengan baik. Untung saja, soalnya tidak terlalu rumit dan apa yang aku pelajari di rumah sebagian besar ada dalam soal ujian itu.

Akhirnya, ujian usai...

“Cin, lo pucat banget! Lo sakit?”, tanya Septy.

“Tau nih! Kepala gue pusing banget! Mual juga...”, jawabku.

Tiba-tiba isi perutku kembali memintaku untuk mengeluarkannya. Lagi, lagi dan lagi...

“Eh, Cin! Mau kemana?”, tanya Lina.

“Mau ke toilet...”, jawabku singkat sambil berlari menuju toilet.

Lina mengikutiku dari belakang.

“Muntah lo ya?”, tanyanya.

“Iya... Duh... Ga tahan gue!”, keluhku.

“Ya, udah pulang aja...”, sarannya.

Aku dan Lina kembali ke depan ruang ujian yang telah ramai dengan mereka yang telah selesai ujian.

“Kenapa Cin?”, tanya Septy.

“Muntah dia.”, jawab Lina.

“Wah, lo diapain sama Mr. AA?”, ledek Intan.

Aku hanya terdiam lemas dengan terus memegangi tangan Lina.

“Wah, roman-romannya mau pingsan nih!”, tebak Lina.

“Apaan sih! Gue masih punya sedikit tenaga kok buat berdiri dan pulang.”, ucapku.

Dalam hatiku, “Kok, aneh ya?? Perlahan-lahan pandanganku kabur, teman-temanku perlahan-lahan menghilang, suara-suara mereka pun lambat-laun mengecil sampai tak terdengar lagi, dan....”

Aku pun terjatuh lemas... Pingsan! Aku mendengar sayup-sayup suara mereka yang panik saat tubuh ini tak sadarkan diri. Aku mendengar mereka tapi aku tak bisa membuka mata untuk tersadar. Semua gelap, dan aku tak ada daya untuk menggerakan tubuh ini.
Sampai pada akhirnya, aku berada di ruang Sekretariat. Teman-teman terdekatku turut menemaniku, Ms. Yan yang mengawas ujianku pun ada disana.

Duh, baru pertama kali aku merasakan pingsan. Membuat semua orang panik dan merepotkan mereka. Memalukan!

“Panggil Mr. AA, biar sembuh!”, ledek Ifa.

“Haha... Bener tuh!”, sebagian dari temanku meng-iya-kan.

Dasar...

Ups! Ada Mr. Cool... Pasti tahu dari Ms. Yan deh!

“Waduh... Kenapa jadi Mr. Cool yang dateng??”, canda Ifa.

Hanya beberapa menit saja berada di ruangan itu dan kembali berlalu.

Tak lama kemudian, Mr. AA datang. Semua yang ada diruangan itu heboh! Maklum saja, hampir sebagian dari mereka suka gosip...

Mr. AA pun sibuk dengan pertanyaan-pertanyaannya. Tanya kenapa, apa, kapan, dimana, siapa, dan bagaimana. Pokoknya 5W 1H deh!

Duh, repot deh! Jadi ga enak sama mereka yang sibuk sama urusan pingsan aku. Telepon keluarga, buatin minum, sibuk ini-itu sampai mencari taksi buat aku pulang. Duh, hari itu aku benar-benar merepotkan mereka!

Selasa, 24 Februari 2009

Diary Cinta dari Gedung G Lantai 3 (Halaman 9)

Diary...

Di rumah pun, aku tak bisa tenang memikirkan kejadian itu. Menentukan jawaban yang terbaik itu sangat sulit.

Saat aku bingung, pikiranku dihadapkan pada 2 sosok, Mr. AA atau Mr. Cool???

Kenapa jadi Mr. Cool terbawa dalam pilihan itu ya???

Ya Allah...

Diary....

Saat pilihan 2 sosok itu hadir dalam benakku, aku semakin bingung. Bingung akan perasaanku sebenarnya. Karena hal itu, aku memberanikan diri bercerita pada Ibuku. Mencurahkan semua kebimbangan hati dan perasaan diri.

“Pilih saja sesuai hati kamu...”, saran Ibu.

Pilih dengan hati. Kalimat itu yang selalu terpatri dalam benakku. Setiap sujudku dalam solat, setiap doaku dalam renungan, aku selalu memohon yang terbaik dari-Nya...

Semenjak itu pula, aku merasakan kecanggungan saat bertemu Mr. AA, dan kebimbangan saat Mr. Cool menyapa... Sebisa mungkin aku menghindari 2 sosok pria itu, tapi sayang tugas akhir memberikan kesempatan pada 2 sosok itu untuk selalu lebih dekat denganku. Ini yang tak kuharapkan...

“Lina, gue capek sama keadaan ini...”, keluhku pada Lina.

“Capek?? Istirahat bu... Hehe...”, candanya.

“Yeeeee, gue serius nih!”, ujarku sedikit kesal.

“Kalo gue jadi lo, gue bakal seneng... Soalnya jadi eksis gara-gara deket sama mereka.. Hehe... Sejarah tuh, dalam hidup kalo bisa deket sama mereka, apalagi jadian... Hoho...”, candanya lagi.

“Duh, masalahnya ga gitu kali... Ini masalah perasaan... Kalo Cuma numpang eksis sih, ga sama mereka kali, skalian aja sama dude herlino atau orang terkenal siapa lah! Ga penting banget eksis pake nama mereka!”, ujarku kesal.

Dan aku melalui hari-hariku dengan perasaan yang tak menentu jika aku melihat mereka. Selalu...

Jumat, 20 Februari 2009

Diary Cinta dari Gedung G Lantai 3 (Halaman 8)

Diary...

Tau ga hari ini ada kejadian apa???

Wah, bikin pusing kepala, keringat dingin, deg-degan, pokoknya lebih ga enak dari Aplikom deh!!

Mr. AA nulis surat gitu buat aku. Dikirim lewat document komputer aku pas lagi ada kelas Aplikom. Wuih!!!! Isinya bikin aku cuma bisa terdiam tanpa kata, seluruh tubuhku seperti tak bertulang, lemas, suhu tubuhku menurun drastis seperti orang yang mau kehilangan nyawanya, jantungku berdetak kencang seakan ingin terhempas keluar, mataku tak berkedip memperhatikan kata demi kata yang terangkai dalam surat itu menjadi kalimat-kalimat yang penuh arti.

Teman disampingku ternyata melihat isi surat itu.

“Surat cintamu yang pertama, membuat hatimu berlomba seperti melodi yang indah tentang kata cintanya padamu”, celetuknya menyanyikan salah satu lagu dengan mengganti liriknya.

“Duh, apaan sih lo! Ga lucu tau! Ini serius nih!”, ujarku sedikit kesal.

“Hihi... Cie... Cinta... Sebentar lagi kawin nih!”, ledeknya.

“Tau ah! Sumpah gue bingung nih!”, ucapku lagi.

“Ya elah... Kenapa bingung!!?? Emangnya lo ada banyak stok cowok ya?”, candanya lagi.

“Duh, dari tadi lo bikin gue tambah bingung tau!!”, ujarku kesal.

Diary...

Setelah aku baca isi suratnya aku semakin bingung... Aku tidak pandai mengatakan “tidak” dan kalau aku mengiyakan, aku tidak ada perasaan yang sama seperti perasaan dia terhadapku.

Akhirnya aku memutuskan untuk menunjukkan sikap sedikit mengabaikannya. Selesai kuliah, dia mengajakku makan siang bareng. Oh, My God...

“Cinta, abis ini masih ada kuliah?”, tanya Mr. AA

“Iya..”, jawabku singkat.

“Gimana yang tadi?”, tanyanya mengenai surat itu.

“Emmm, gimana ya??”, balikku bertanya.

“Kalo gitu kita bisa ngobrol berdua aja?”, tanyanya lagi.

“Emmm, Cinta mau ngerjain tugas akhir.”, jawabku.

“Oh, ya udah... Nanti aja deh kalo gitu.”, ucapnya.

Aku pun berlalu meninggalkannya.

Diary... Konsentrasiku buyar!! Jelas terlihat pada saat mengerjakan tugas akhir. Semua yang aku kerjakan ngaco! Teman-teman sekelompok aku pun heran dan bingung pada aku yang hari itu.

“Cin, lo kenapa sih!? Ga biasanya yang lo kerjain ini sampe banyak salah kayak gini!”, tanya Ema.

“Duh, maaf ya...”, ucapku meminta maaf.

“Maklum Ma... Abis dapet surat cinta dari Mr. AA. Hehe...”, celetuk Intan.

“Intan!! Apaan sih! Gosip aja lo!”, ujarku kesal.

“Yee, fakta kali...”, jawabnya.

“Oh, yang tadi Mr. AA manggil lo, suruh liat surat cintanya... Cieeeee, Cinta...”, ujar Ema.

Huh!!! Pertemuan kelompok yang seharusnya membicarakan dan mengerjakan tugas akhir Aplikom, malah diisi dengan topik cinlok antara dosen dengan mahasiswinya. Baru serius dimenit-menit akhir jam makan siang. Dan...... Mr. AA menghampiri...

“Please, Ma! Lo sebagai ketua, tolong bilang aja kita lagi sibuk...”, bisikku kepada Ema.

“Maaf, Cinta masih lama ga ngerjain tugasnya?”, tanya Mr. AA kepadaku.

Aduh!!!

“Emmm, ga tau nih Mas! Ma, masih lama ga?”, tanyaku alasan pada Ema.

“Masih lama Mas..”, jawabnya.

Huh! Untung Ema bisa berkomplot denganku. Hehe... Udah kayak pelaku tindak kriminal, berkomplot...

“Emmmmm, bisa pinjam Cintanya sebentar?”, tanyanya lagi pada Ema.

Duh, emangnya aku barang apa, yang bisa dipinjam-pinjam???

“Duh, Mas gimana ya?! Masalahnya yang bisa ngerjain bagian ini tuh Cinta...”, jawab Ema penuh alasan.

Aha... Alasan Ema tepat untuk mengulur-ngulur waktu. Jahat memang membuat orang tergantung perasaannya, tapi hanya itu yang aku bisa lakukan.

Alasan demi alasan terus aku keluarkan saat waktu memberi kesempatan padanya untuk semakin mendekatiku, sampai pada akhirnya waktu habis memberikan kesempatan kepadanya...

Minggu, 15 Februari 2009

Diary Cinta dari Gedung G Lantai 3 (Halaman 7)

Diary.....

Aku punya kesempatan lagi buat ngobrol sama Mr. Cool. Waktu itu obrolannya seputar “teman dekat” alias pacar. Dia yang mulai topik itu buat jadi obrolan.

“Cinta, udah punya pacar belum?”, tanyanya.

“Pacar?? Duh, ga usah ngebahas itu deh!”, jawabku.

“Baru putus ya?”, celetuk Mr. Cool.

“Kok, tau??”, tanyaku heran.

“Tau donk... Hehe...”, jawabnya.

“Mas sendiri?”, tanyaku lagi.

“Sedang mencari.”, jawabnya singkat.

“Cari yang kayak gimana?”, tanyaku lagi.

“Yang berjilbab!”, jawabnya lagi dengan singkat.

“Oh... Kalau sama Tia gimana?”, tanyaku mulai mengarahkan pembicaraan pada sesosok
Tia.

“Tia? Tia siapa?”, tanyanya penasaran.

“Itu loh, mahasiswanya Ms. Yan. Berjilbab...”, jelasku.

“Oh.. Tia itu.... Ga ah... Kenal deket aja ga, ngobrol kayak gini juga ga....”, jelasnya.

Duh, Mr. Cool tidak tertarik sama Tia. Gimana ya, biar dia tertarik..... Aku tidak bisa berkata-kata apa-apalagi mendengar jawabannya. Obrolanpun tetap berlanjut....

Diary...

Waktu ada jam istirahat kuliah, seperti biasa aku kumpul sama teman-temanku di bangku taman kampus.

“Cinta, tadi gue ketemu Mr. Cool. Dia nanya-nanya tentang lo gitu.”, ujar Rahma.

“Nanya-nanya tentang gue??”, aku balik bertanya.

“Iya, dia nanya lo udah punya pacar apa belum. Gue jawab aja belum, baru putus sama anak Paris”, jelasnya.

“Pantesan dia nanya itu juga ke gue... Lain kali ga usah lo jawab, suruh tanya ke gue langsung aja..”, pintaku.

“Mana gue tau.. Ya, udah deh! Ntar kalo dia nanya lagi, gue bilang ga tau.”, jelasnya.

Semenjak Rahma ngomong seperti itu, aku jadi kepikiran. Kenapa ya Mr. Cool nanya-nanya soal gue ke Rahma?? Apa dia???? Ah, tidak mungkin!

“Gue rasa, dia nanya itu ke gue buat informasi Mr. AA deh!”, tebaknya seakan bisa membaca apa yang sedang aku pikirkan.

“Biarin aja deh!”, jawabku singkat.

Semenjak itu, aku jadi kepikiran Mr. Cool terus. Kenapa ya? Apa aku suka juga sama dia? Apa aku jatuh cinta sama dia? Masa sih??

Perasaanku terhadap Mr. Cool pun, semakin dalam dan mengalir begitu saja ke dalam shoutout Fsku. Setiap hari perasaanku semakin dalam. Aku bertanya dalam diri, apa iya aku mulai tertarik sama dia? Apa ini hanya perasaan emosi diri saja? Emosi karena patah hati yang terdahulu?? Aku tidak ingin semua ini hanya pelarian hatiku saja, tapi semakin hari perasaan ini semakin nyata. Ya Allah... Beri kejelasan atas perasaanku ini?? Lebih baik lagi, hilangkan saja perasaan ini karena aku takut...

Diary, bila aku harus memilih... Aku memilih untuk tidak memiliki perasaan itu.

Takut, takut dan takut masih menyelimuti hatiku, kecuali jika memang dia seseorang yang bisa meyakini diri dan hatiku.

Pusing, ribet, dilema! Aku belum menolak Mr. AA karena aku tidak pintar untuk berkata “tidak”, dan sekarang muncul perasaan lain terhadap Mr. Cool. Ya Allah...

Sabtu, 31 Januari 2009

Diary Cinta dari Gedung G Lantai 3 (Halaman 6)

Diary.....

Waktu aku solat di gedung G lantai 3 dekat dengan ruang kelas biasa aku kuliah itu, jam tangan pemberian ibu hilang.......
Aduh..... Aku sempet bingung tuh! Takut juga, kalau ibu tahu...

Akhirnya, aku balik lagi ke tempat solat itu ditemani Lina. Seluruh bagian dari tempat itu aku telusuri, tapi nihil! Duh, tidak tahu deh aku harus giman!!!!!????

“Tanya aja Cin, ke orang lab! Siapa tahu ada yang nitipin jam tangan ke mereka...”, usul Lina.

“Tanya? Ke mereka? Ga ah! Ntar dikiranya, gue minta bantuan Mr. AA buat nyariin jam tangan gue!”, aku menolak.

“Yeeee, ga gitu juga kali. Siapa tahu jamnya ada di mereka, kan lo ga usah nyari-nyari kayak gini lagi.”, jawabnya.

Bener juga sih apa kata Lina, aku tanya deh soal jam tanganku yang hilang. Kebetulan ada Ms. Yan, tapi kata dia tidak ada seorangpun yang menemukan/menitipkan jam tanganku yang hilang itu. Melihat raut wajahku yang panik, Mr. Cool sama Mr. AA juga ikut nanya-nanya. Bahkan Mr. AA mengusulkan untuk membuat pengumuman. Sebenernya, aku tidak ingin membuat pengumuman soal jam tangan yang hilang itu, toh aku pikir kalau hilang ya hilang saja. Memang bukan rezeki kali ya.. Namun, mengingat itu jam tangan dari ibu, masa sih hilang. Nanti ibu menganggap aku tidak menghargai pemberiannya. Akhirnya, aku membuat pengumuman dan ditempel di tempat solat itu.

Diary....

Alhamdulillah, 2 hari setelah aku menempelkan pengumuman itu, jam tanganku ditemukan. Seneng banget deh! Aku tidak tahu siapa yang menemukannya, yang jelas orang sekretariat yang kasih kabar ke aku.

Dan malamnya.... Tebak Diary! Ada kejadian apa???

Mr. AA sms aku! Sumpah, aku kaget! Pasti dia tahu no. Hpku dari pengumuman yang aku pasang di tempat solat itu! Oh, bodohnya aku! Kenapa juga aku harus mencantumkan no. Hpku di pengumuman itu!? Kenapa tidak dititipkan saja ke orang lab atau ke sekretariat!?

Takdir kali ya...

Esoknya, dia mulai berani meneleponku. Baru kali ini ditelepon cowok... ^_^ Obrolannya seputar keluarga. Menurutku itu aneh... Kenapa harus keluarga? Kenapa juga tidak mengenai hal-hal yang bersifat umum, seperti kuliah atau apalah. Agak males juga sih, mendengarkan dia ngomong dan menjawab pertanyaannya. Obrolannya tidak nyambung sama apa yang aku obrolin ke dia.

Huh, Diary.... Ingin rasanya aku menutup teleponnya dengan suatu alasan. Bukan Cinta namanya kalau tega melakukan hal itu!

Diary..

Disela-sela pembicaraan kita, tiba-tiba dia mengungkit soal curhatan aku tentang dia di Fs sama teman cowokku. Sebenernya, aku curhat sama temanku itu lewat sms, tapi bodohnya temanku itu, dia balas lewat Fs. Ooooooo, aku benar-benar malu! Tidak tahu harus ngomong apa lagi... Saat aku terbata-bata mengklarifikasi hal itu, Mr. AA langsung memberikanku kuliah tujuh menit. Ga boleh ini, ga boleh itu, harus ini, harus itu. Wah, pusing deh! Aku tipe orang yang tidak terlalu suka diatur, apalagi sama orang yang baru dikenal. Bukan siapa-siapa aku, tapi udah berani ngatur-ngatur.
Parahnya lagi, dia menuduh aku! Katanya, dia lihat foto aku di Fs yang tidak memakai jilbab. Aku kaget dong!

“Ga ada tuh Mas, foto Cinta di Fs yang lagi ga berjilbab. Foto yang ga berjilbab, Cinta simpen di document pribadi, ga Cinta publikasiin ke siapapun.”, jelasku.

“Tapi ada kok, Mas liat tadi di Fs Cinta. Cinta lupa kali... Coba liat lagi nanti. Baiknya, foto yang ga berjilbab jangan di simpen di Fs..”, ucapnya.

“Mas, kali yang salah liat... Coba Mas liat lagi... Nanti Cinta juga liat, tapi setau Cinta sih, ga ada...”, jelasku mencoba bersabar.

Obrolanpun terhenti dibagian itu. Akhirnya, obrolan berakhir. ^_^

Diary Cinta dari Gedung G Lantai 3 (Halaman 5)


Diary........

Kenapa aku jadi salah tingkah ya, waktu Tia nanya-nanya tentang Mr. Cool? Padahal dia cuma nanya tentang aku suka komen-komen sama Mr. Cool lewat Fs dan suka chat juga lewat webnya. Ada perasaan yang tidak enak kalau Tia yang bertanya seperti itu. Kalau temanku yang lain bertanya sih tak apa, tapi ini Tia. Aku tahu banget Tia itu suka banget sama Mr. Cool. Sampai-sampai dia berani banget minta di comblangin lewat Ms. Yan dan temannya, Ifa. Kalau itu sih, virusnya sudah merasuk ke jiwa... Malah, yang aku tidak menyangka, dia minta bantuan aku juga biar bisa dekat sama Mr. Cool.
Diary, karena permintaan Tia itulah, aku berani buat coba dekat sama Mr. Cool. Tahap pertama, berhasil! Berhasil, bisa ketemu dan ngobrol langsung sama Mr. Cool. Mau tahu apa saja yang diobrolin?? Kalau tidak salah sih, tentang:

1. Kapan online?
2. Kalau online browsing apa saja?
3. Suka chating?
4. Suka baca?
5. Buku komputer yang bagus apa?

Emmmmmm, apalagi ya?? Sepertinya itu saja deh!!? Obrolannya sih nyambung, tapi mungkin karena akunya grogi kali ya, jadi agak-agak kaku...

Diary, aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku saat itu. Aku merasa nyaman didekatnya, tapi aku tidak ingin menyakiti hati mereka yang sudah terlanjur suka dengannya. Aku mencoba mengabaikan perasaan itu....

Jumat, 30 Januari 2009

Diary Cinta dari Gedung G Lantai 3 (Halaman 4)


Diary...

Semenjak teman-temanku itu menyanjung dan memuji Mr. Cool, aku jadi penasaran. Cowok kayak apa sih dia?? Kok bisa membuat teman-temanku segitu sukanya sama dia??
Waktu aku ngumpul sama teman-temanku di warnet langganan kita, ada topik tentang Mr. Cool lagi... Mereka tidak bosen apa ya, membicarakan cowok pendiam kayak gitu?? Aku saja sampai bosen...

“Aduh, Mr. Cool itu nyebarin virus apa sih? Sampe-sampe lo semua jadi pada demam Mr. Cool??”, celotehku.

“Lo penasaran? Buka aja Fsnya...”, ujar Ray.

“Fs? Dia punya Fs gitu? Pantesan... Fansnya banyak...”, kataku lagi.

“Ih, cerewet! Buka gih Fsnya! Biar lo ga penasaran! tsaaje@yahoo.com”, katanya lagi.

“Iya, nih gue lagi liat...”, jawabku.

Ups! Waktu aku melihat Fsnya, Mr. Cool message aku... Ternyata dia juga lagi online. Dia juga kasih alamat webnya, katanya sih biar bisa chat di shoutboxnya... Ya sudah, semenjak itu aku jadi kenal sama Mr. Cool itu deh! Eh, anehnya Mr. Cool sudah tahu aku lebih dulu! Padahal aku jarang banget ketemu dia. Sepertinya sih, dia tahu aku dari Mr. AA...

Diary, semenjak itu pula dia jadi rajin kirim gambar-gambar ke Fs aku... Mau tahu perasaan aku? Aku mulai senang! Sepertinya, virus Mr. Cool sudah mengenai diriku nih! Aduh... Cepat-cepat diobati nih, biar tidak bertambah parah! Untungnya, aku masih bisa menjaga perasaan itu agar tidak lebih dalam lagi. Aku tahu, dia baik pada semua orang dan itu mungkin cara dia baik padaku atau baik karena Mr. AA suka padaku?? Itu yang aku tidak mau... Baik tapi ada maksud dibalik kebaikannya...

Diary Cinta dari Gedung G Lantai 3 (Halaman 3)


Diary... Saat aku berkumpul dengan teman-temanku, aku menumpahkan lagi semua perasaan yang masih mengganjal di hati. Curhat dan gosip biasanya tidak lepas dari kehidupan kaum hawa yang sedang berkumpul bersama.

“Lo masih untung, Cin... Tanpa lo kejar, lo malah dikejar... Nah, gue?? Gue udah suka dari awal sama Mr. Cool, dia ga noleh sedikitpun ke gue. Hikshiks... Kasian ya gue???”, curhat Ray.

Oh, ya! Mr. Cool itu, juga dosen komputer. Dia sering diam diruangannya Ray. Kata Ray cs sih, dia pendiam, pintar, baik pula. Ya, iyalah... Kalo dia ga pintar, ga jadi dosen kali... Hehe... (^_^)

Diary, Mr. Cool itu juga banyak sekali fansnya... Kenapa mereka tidak membuat fans club saja ya??? Hehe... Aku tidak begitu mengenal dia, karena aku jarang banget liat dia. Paling dia sesekali datang ke ruang kelasku, kemudian keluar lagi. Tidak seperti Mr. AA... Mungkin ada aku kali ya??? Cowok pendiam?? Cool?? Ya, memang itu menarik bagi sebagian besar wanita, tapi tidak denganku.
Teman-temanku merasa aneh terhadapku... Diantara teman-temanku itu, hanya aku yang tidak ikut ngefans sama Mr. Cool.

“Wah, lo bakal nyesel Cin, kalo lo ga deket sama dia... Dia orangnya asyik, friendly, yang pasti cool...”, ujar salah satu temanku.

“Kulkas kali, cool...”, candaku.
Begitulah, teman-temanku menyanjung Mr. Cool. What ever lah!

Kamis, 29 Januari 2009

Diary Cinta dari Gedung G Lantai 3 (Halaman 2)


Diary...

Selama kurang lebih 1 bulan itu, dosen komputer yang aku kenal hanya Mr. Cupu. Ya, dia adalah dosen yang mengajar diruanganku, dan 1 dosen wanita diantara 4 dosen pria, yaitu Ms. Yan. Bukannya aku tidak peduli dengan dosen yang lainnya, kenal 2 dosen saja sudah membuatku jenuh, apalagi semuanya...

Allah berkehendak lain, aku dipertemukan dan diperkenalkan-Nya dengan 1 dosen lagi. Mr. AA, namanya. Suatu perkenalan yang tak disangka sebelumnya. Perkenalan itu membuat kami dekat. Sampai akhirnya, kedekatan aku dengannya membawa perasaan yang dalam dihati Mr. AA. Kaget! Tidak mungkin dosen seperti dia tertarik pada mahasiswi sepertiku! Itu yang aku rasa pertama kali, saat dia menunjukkan rasa sukanya terhadapku. Tidak hanya aku yang merasakannya, teman dan sahabatku pun terkejut akan hal itu. Aku bukan tipe orang yang mengumbar isi hati seseorang kepada khalayak umum, teman dan sahabatku itu seketika sadar dengan sendirinya terhadap sikap berbeda yang ditunjukkan Mr. AA kepadaku. Sungguh, aku tidak ingin Mr. AA jatuh terlalu jauh dalam perasaan hatinya terhadapku. Aku hanya ingin dia jadi dosen bukan jadi yang lain dihidupku!

Bukan memberi harapan yang aku maksud, tapi lebih kepada menghormati, menghargai dan selalu memberikan senyuman kepada orang lain terutama kepada Mr. AA. Namun apa yang terjadi?? Aku merasa apa yang aku lakukan itu salah! Dia seakan tidak bisa lepas dari hidupku. Perasaannya makin dalam terhadapku. Disitu aku makin bingung, bagaimana caranya agar dia sadar dan tahu bahwa perasaanku tidak sama dengannya?
Berusaha acuh bila didepan dia, tapi dia yang berusaha cari perhatianku. Memakai pekerjaan kuliahku, memakai namaku sebagai contoh kasus, memberi pertanyaan kepadaku, dan omongan apapun yang bisa dia jadikan alasan untuk tetap kontak denganku. Itu dia lakukan saat mengajar di ruanganku pada waktu Mr. Cupu berhalangan hadir.

Diary, aku sempet bingung bagaimana cara aku mengungkapkan isi hatiku pada Mr. AA kalau perasaanku hanya sebatas teman dan mahasiswinya saja. Aku harus mengungkapkannya segera, tapi aku tidak tahu kapan dan bagaimana caranya???

Akhirnya, aku tidak bisa menahan perasaan ini sendirian... Aku butuh teman untuk berbagi perasaan ini. Ku ungkapkan semua cerita yang ada dihati ini denganmu dan dengan teman-teman terdekatku. Mereka bilang, aku harus acuh didepannya, judes lebih baik, dan jangan sekali-sekali meminta bantuannya. Setidaknya itu bisa membuatku lebih sedikit jauh darinya. Namun, aku tidak bisa melakukan itu semua! Sungguh, aku merasa menjadi wanita yang paling jahat bila semua itu aku lakukan. Acuh dengan teman sendiri saja aku tidak bisa, apalagi acuh dengan dosen sendiri. Itu lebih tidak mungkin! Ribet memang, tapi ini sudah terjadi dan aku tidak bisa lari dari semua ini. Tidak hanya aku, teman-teman yang menjadi tempat curahan hatiku pun pusing dibuatnya. ”Kenapa mesti dia sih yang harus suka sama lo?”, itu pertanyaan mereka yang sering aku dengar saat aku menumpahkan segala perasaan yang ada dihati. Pertanyaan itupun sering muncul dalam benakku. Diary, lucunya mereka juga bilang, kalau aku beruntung banget! Aku juga sempet bingung, kok beruntung ya?? Kata mereka, aku beruntung belum ada 1 tahun kuliah tapi udah disukai dosen. “Kan bisa sekalian eksis, Cin...”. Aduh-aduh, eksis apaan?? Adanya aku terganggu kali sama sindiran dan tatapan orang di kampus kalau mereka melihat aku didepan ruangan itu. Huh! Aku seakan diteror sama orang-orang yang ada di gedung G lantai 3.

Sejak itu, aku jadi malas ikut kuliah Mr. Cupu. Bukan malas bertatap muka dengan Mr. Cupu, tapi aku malas bertemu dengan Mr. AA! Mr. Cupu yang mengajar di kelasku, tapi Mr. AA yang bolak-balik di kelasku.

“Duh, Cinta... Kalau gue jadi lo sih, gue terima-terima aja... Toh, dia udah baik selama ini sama lo. Bantuin kesulitan-kesulitan lo didalam maupun diluar kelas, perhatian banget sama lo, pokoknya baik deh!”, komentar Lin saat dengar keluhanku lagi.

“Gila apa lo! Nggak mungkinlah gue nerima dia kalau hati gue sendiri nolak... Gue ga mau itu terjadi karena paksaan dari luar hati gue... Kasih saran yang bener dikit gitu...”, ucapku.

Diary Cinta dari Gedung G Lantai 3 (Halaman 1)


"Bingung harus mulai kisah ini darimana". Begitulah yang terlintas dalam pikiran Cinta saat dia bingung harus menulis apa di diarynya, karena hari itu berjalan seperti biasa. Nothing special...
Dia teringat dengan kisahnya yang sampai hari itupun masih saja membuat dia tidak percaya, selalu membuat dia tak menyangka akan terjadi kisah seperti itu dalam hidupnya. Cinta pikir, kisah itu tak akan terjadi bahkan tak akan pernah terjadi pada dirinya yang seperti itu. Pada diri yang menurutnya masih jauh dari kata sempurna...

Dear Diary...
Hari ini aku ingin berbagi kisahku denganmu. Sebelumnya sudah pernah aku bagi kisah ini , namun itu hanya sepenggal saja. Seluruh kisahnya ada dalam hati dan pikiranku, namun sekarang aku akan membaginya.
Diary, sampai saat inipun aku masih saja tidak percaya pada apa yang terjadi pada hidupku sekarang. Awal kisah ini terjadi dari kampusku. Bila aku persempit itu terjadi di gedung G lantai 3.

Disana ada ruangan tempat aku kuliah. Disana juga ada seribu kisah yang terukir dalam dihatiku. Diary, awal aku memasuki ruangan itu, perasaanku sungguh tak menentu. Kesan dosen mata kuliah komputer yang serius dengan tatapan mata yang tajam seperti mata elang yang siap memangsa pun sempat terbersit dari anganku, dan ternyata sebagian dari anganku itu pun benar adanya.

Awal perkenalan kuliah pun menjadi kesan yang membetekanku. Dalam ruangan yang dipenuhi komputer dengan segala macam peralatannya itu pun sudah ada 5 dosen yang kesemuanya memperlihatkan wajah serius. Dalam benakku, pasti mereka semua memiliki banyak aturan. Dan itu benar! Peraturan dari A sampai Z disampaikan oleh mereka. Huh!! Perkenalan yang bikin aku mual...

Kurang lebih 1 bulan aku mengikuti kuliah d gedung G lantai 3 itu. Aku pun sudah terbiasa dengan aturan yang ditetapkan, dengan materi-materi kuliah yang terkadang bisa membuatku jenuh. Berkutat didepan komputer sebenarnya adalah bagian dari hobiku, tapi kalo harus berkutat didepan komputer dengan program-program yang isinya angka-angka dengan rumus-rumus yang membutuhkan pemikiran dan logika, itu bisa bikin aku ingin cepat-cepat menshut-down komputernya, lalu aku pergi jauh-jauh dari ruangan itu...

Kamis, 22 Januari 2009

Emmmm, pacar ya??


Kemaren ngebahas masalah teman dan sahabat, trus ada yang nanya nih di komen... Katanya kalo pacar gimana?

Emmmm, pacar ya?? Menurut kamus umum bahasa Indonesia yang aku baca sih, pacar itu teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan batin, biasanya untuk menjadi tunangan/pasangan hidup (istri/suami).
Mempunyai teman lawan jenis yang tetap bukan berarti mempunyai banyak pacar loh... Karena belum tentu mereka juga memiliki perasaan sayang dan cinta seperti kita dan belum tentu juga mereka memang pilihan hati kita.

Menurut aku, pacar itu juga bisa dikatakan sebagai sahabat, bedanya pacar lebih memiliki rasa sayang dan cinta terhadap kita, lebih ada perasaan memiliki, takut kehilangan, selalu ingin dibutuhkan/membutuhkan dan punya komitmen ke depannya nanti.

Rabu, 21 Januari 2009

Teman dan Sahabat


Hidup didunia ini sebagai manusia tidak sendirian. Ya, berhubung manusia adalah makhluk sosial, manusia satu dengan yang lain pasti saling membutuhkan. Saling membutuhkan itulah yang akhirnya mendekatkan individu satu dengan yang lainnya. Karena kedekatan itulah, segala cerita mereka bagi dan mereka rasakan bersama-sama.

Dalam hidupnya manusia membutuhkan teman dan sahabat. Mustahil jika ada orang yang bicara, "Aku tak membutuhkan seorang teman pun dalam kehidupanku ini". Arti teman dan sahabat itu apa sih? Menurut kamus umum bahasa Indonesia yang aku baca, arti teman adalah sahabat dan arti sahabat adalah teman.

Ada perbedaan juga sih antara arti teman dan sahabat. Teman selain berarti sahabat juga memiliki arti sesuatu atau seseorang yang jadi pelengkap. Seorang teman bisa menjadi pelengkap hidup atau pasangan hidup seseorang nantinya (jadi istri/suami). Teman bisa ditemui dimana saja. Semua orang bisa dijadikan teman. Teman ngobrol, makan, kerja, dsb. Misalnya, dalam suatu perjalanan. Didalam bus, aku duduk bersebelahan dengan seorang wanita dewasa yang kira2 usianya 2-3 tahun diatasku. Sepanjang perjalanan, wanita itu adalah teman bagiku. Teman ngobrol dalam perjalanan. Berteman sebanyak mungkin akan menjadikan diri kita mampu mengenal berbagai karakter, sifat dan cara pandang individu satu dengan individu yang lain. Teman yang ada disekitar kita adalah media untuk kita menjalin suatu hubungan yang lebih baik, media untuk kita bersosialisasi, media untuk berkomunikasi mengenai berbagai hal, media dalam kesuksesan kerja/organisasi/pendidikan/bisnis.

Sahabat banyak diartikan oleh kita adalah seorang teman yang sangat dekat dengan kita, mampu menerima kita apa-adanya, selalu memberikan solusi2 terbaik bagi masalah yang sedang kita hadapi, selalu berusaha hadir dalam suka maupun duka, selalu membawa kita ke arah positif, selalu berusaha mengerti kita, mengenal jauh kepribadian kita. Mungkin sahabat tidak sebanyak teman. Hanya mereka yang benar2 dekat dengan kita dan pastinya dapat saling percaya satu dengan yang lain yang dapat dijadikan sahabat, tapi bukan berarti setelah kita mempunyai sahabat, kita tidak perlu lagi teman. Tidak seperti itu!! Teman dan sahabat selalu penting dalam bagian kehidupan seseorang.

Yuk, cari teman sebanyak-banyaknya dan jadikan mereka sahabat!!

Senin, 19 Januari 2009

Celotehan Anak Kecil


"Bu, aku ga mau ah nanti nikah!"
"Bu, aku ga mau ah nanti hamil! Nanti perutnya dibelah-belah... Kan takut, ngeri... Ih..."
"Bu, nanti kalo kakak nikah, trus ibu sama ayah udah tua, aku tinggal sama siapa?"
"Duh, Kak! Pacar kakak ganteng deh! Nanti kalo aku udah gede, aku mau punya pacar kayak pacar kakak ah...!"

Yang diatas itu merupakan pernyataan2 yang dilontarkan oleh seorang anak kecil berusia 6-7 tahun. Pantaskah anak sekecil itu mengeluarkan pernyataan2 seperti itu? Pasti jawabannya, tidak!! Saya saja yang usianya sudah kepala 2 belum berpikiran sampai sejauh itu. Masalah nikah, hamil, pacar yang ganteng/ cantik, tapi anak sekecil itu sudah berpikiran ke arah sana.
Jaman sudah beda apa keingintahuan si anak yang memang besar terhadap lingkungan disekitar yang ia rasakan dan ia lihat?

Mungkin 22nya membuat si anak berbicara seperti itu.
Jaman sekarang memang saya rasakan jauh berbeda dengan jaman saya kecil dulu. Sekarang pergaulan sudah bebas, sebebas-bebasnya burung terbang. Mulai dari tontonan di tv misalnya, banyak sinetron2 yang tayang untuk usia 17+ tapi ditonton juga oleh anak2, walaupun ditemani oleh orangtuanya. Orang tua menemani + mengawasi anaknya nonton apa hanya sekedar menemani bahkan ikut nonton karena sinetronnya juga salah satu tontonan favorit orang tuanya?? Nah, mungkin masih/ bahkan banyak orang tua yang seperti pertanyaan terakhir. Ikut nonton tanpa memberikan penjelasan mana yang boleh ditiru dan mana yang tidak. Kalo pun ada, tontonan untuk anak kecil saya lihat masih ada unsur2 negatif yang seharusnya tidak boleh ada dalam cerita itu. Kalo pun ada yang demikian, diakhir cerita diberi kesimpulan dan arahan untuk anak2 yang menontonnya. Pergaulan diluar lingkungan rumah, seperti sekolah biasanya turut juga mengubah pikiran anak2 yang seharusnya pikirannya tumbuh sesuai usia menjadi tidak semestinya.

Adik saya misalnya, dia membuat saya kaget ketika dia berceloteh mengenai pernikahan.
"Mbak, nanti mbak nikah sama siapa? Sama Mas Thesa ya? Apa mau sama Pangeran Erick (menyebutkan salah satu tokoh di film barbie)? Trus nanti kalo udah nikah, Mbak tinggal dimana? Disini aja, sama Safna...", celotehnya.
Weits! Adik saya yang usianya baru mau menginjak 7 tahun udah ngomong kayak gitu??? Aduh2... Ada yang salah nih!!
"Ngomong apa c kamu! Masih kecil jangan dulu ngomongin kaya gitu... Masih jauh...", saya hanya bisa menjawab seperti itu.
Tidak hanya celotehan itu saja,
"Mbak, emang nanti kalo ngelahirin perutnya dibelah ya? Sama "..."nya juga ya? Ih... Safna c ga mau hamil ah selamanya!!"
Ya Allah... Bener2 deh ada yang salah... Selama ini orang tua maupun saya tidak pernah membicarakan hal2 dewasa didepan dia.
"Kamu kata siapa c, sok tahu banget!! Ya, enggak kayak gitu kali... Ntar juga kamu tau dan ngerasain sendiri kalo udah gede. Udah ah, kamu masih kecil ngomongnya udah kayak gitu!", jawabku.
"Kata Hilda, itu loh temen sekelas aku...", jelasnya lagi.
Tuh, kan! Pergaulan diluar lingkungan rumah memang sangat berpengaruh pada pemikiran si anak. Ini yang menurut saya sulit untuk para orang tua dalam mengawasi anak2nya bila sudah berada di luar pengawasan mereka. Orang tua harus pintar2 memberikan pendidikan dan pengarahan yang baik kepada anak2nya dilingkungan keluarga. Terutama pengarahan mengenai hal2 yang dewasa, disampaikan dengan semestinya dan sewajarnya saja dengan contoh2 yang simpel sesuai pemikiran anak seusianya. Saya pun merasakan hal itu. Waktu kecil, usia Tk saya tinggal bersama nenek dan kakek. Tinggal bersama keluarga yang penuh kedisiplinan dan sedikit banyak aturan. Awalnya saya tertekan tinggal bersama mereka dan jauh dari orang tua, tapi lama-kelamaan saya terbiasa hidup dengan keadaan yang demikian. Justru dengan keadaan seperti itu, saya merasa dilindungi dan disayang sama mereka. Sekarang justru lain, keadaan seperti itu dianggap sudah tidak sesuai dengan jaman sekarang yang mengutamakan kebebasan. Keadaan dimana saya kecil dulu, dianggap terlalu overprotektiv dan posesif.

Saya sebagai seorang kakak pun mencoba memberikan contoh yang baik kepada adik saya dengan tidak berbicara dan melakukan hal2 yang aneh dan yang tidak pantas untuk ditiru adik. Tidak hanya orang tua pastinya yang berperan memberikan pendidikan dan pengarahan kepada anak, kakak/saudara pun semestinya memberikan contoh yang baik kepada adik2nya. Sulit memang dalam prakteknya, ada saja kekurangannya. Apalagi anak2 sekarang perkembangan otaknya cepat sekali dengan diiringi banyak asupan makanan yang bergizi.

Tanggung jawab orang tua dan orang2 dewasa dalam menjaga anak2 untuk tetap berkembang sesuai usianya...

Minggu, 18 Januari 2009

Saling menghargai? Harus!!

"Sebenernya apa sih yang aku inginkan?", tanya seorang gadis bernama Reva pada dirinya sendiri.
Dia begitu serba-salah, menggerutu tidak jelas. Mau tidur salah, mau makan salah. Entah apa yang diinginkan gadis itu.

"Bu, hari ini masak apa?", tanyanya pada ibunya yang sedang membaca tabloid dikamar.
"Ibu ga masak hari ini. Dimeja makan masih ada ikan asin, telor dadar, sama sop iga.", jawab ibunya sambil terus asyik membaca tabloid kesayangannya.
"Hah, sop iga?? Ih, aku kan ga suka iga bu...!! Masak donk bu... Aku mau makan siang pake apa nih!!", ujarnya sambil menahan kesal.
"Ya, udah kamu mau makan apa nih? Biar nanti ibu belanja ke pasar, atau masak mie aja... Ada sawi dan telor dikulkas. Bisa di campur ke mie rebus kan... Atau kamu mau beli makan di restoran padang, atau di ayam bakar langganan kita? Terserah kamu...", tanya ibunya sambil memberikan pilihan.
"Ah, males! Bosen!!", jawabnya ketus.
"Ya, Allah...", ucap ibunya sabar.

Begitulah kalo Reva lagi kesal. Maunya harus selalu dituruti, padahal dia bukan anak tunggal maupun anak bungsu. Dia anak pertama dari dua bersaudara. Dia beda sekali dengan adiknya. Adiknya selalu tau bagaimana menghargai sesuatu, lain halnya dengan Reva. Dia tidak pernah dan tak pernah mau menghargai sesuatu bila sesuatu itu bukan hal yang dia inginkan atau tak sesuai inginnya.

"Sudahlah Kak, makan saja dulu yang ada... Toh, masakan yang dimeja makan juga masakan ibu... Kasian ibu sudah masak... Makanlah walau sedikit, kalo belum kenyang nanti beli cemilan yang lain. Nanti aku yang beliin... Gimana?", tanya adiknya.
"Ih, udah ga mood gue!! Lo aja sana yang makan!!", jawabnya ketus.

Disini saya akan mencoba berbagi pemikiran saya tentang cerita diatas. Cerita tersebut nyata, bahkan mungkin masih banyak terjadi didalam suatu keluarga. Intinya saya ingin mencoba bercerita dari sudut pandang yang lain, yaitu bukan dari keluarga itu sendiri melainkan dari sisi keseluruhannya.

Saya memang belum menikah dan berkeluarga, tapi disini saya mencoba masuk sebagai orang tua. Sudah kewajiban orang tua mendidik anak-anaknya sejak dini dengan bekal agama yang kuat. Agama adalah hal yang utama bagi diri si anak, agar anak mampu menjaga hati dan perilakunya sesuai apa yang diajarkan dalam agamanya. Apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, apa yang wajib dilakukan dan apa yang sama sekali tidak boleh dilakukan. Itu semua terdapat dalam agama...
Selebihnya, pendidikan... Tidak hanya pendidikan formal, seperti sekolah. Tidak juga hanya pendidikan non formal, seperti kursus-kursus. Pendidikan moral pun perlu. Ya, bagi yang sudah menjadi orang tua, pasti tau lah hal itu... Bagaimana orang tua mampu mendidik anak-anaknya untuk menghargai sesuatu seperti cerita diatas. Bagaimana orang tua mampu mendidik anak-anaknya untuk turut merasakan penderitaan sesama, dan masih banyak pendidikan-pendidikan yang lain yang mampu menumbuhkan si anak menjadi seorang yang baik di luar(perilaku) dan baik di dalam (hati).

Saya sebagai seorang anak dan mahasiswi. Sudah seharusnya seorang anak berbakti pada orang tuanya, menghargai semua yang dilakukan dan diberikan oleh mereka pada kita. Entah yang disuka maupun yang tidak. Tidak sedikit dari kita yang masih mengeluh, menggerutu tentang apa yang mereka lakukan dan beri pada kita. Saya sendiri, misalnya. Saya pun terkadang masih suka uring-uringan kalo ibu atau bapak saya memberikan saya sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan saya, atau meminta tolong sesuatu kepada saya dan terkadang saya tolak dengan ketusnya. Jangan ditiru!! Pikirlah oleh kalian!! Selama ini, kita "menumpang hidup" pada mereka, mereka menanggung semua biaya hidup kita selama kita belum bisa lepas dari mereka, alias sebelum kita mampu membiayai hidup kita sendiri sepenuhnya. Seharusnya kita pun memberikan yang terbaik bagi mereka, terbaik bagi keluarga. Berikan mereka kebanggaan terhadap diri kita, khususnya untuk mereka. Berikan apa yang kita mampu berikan pada mereka. Saya yakin, orang tua tidak akan minta yang macam-macam dari anak-anaknya! Mereka hanya meminta kita menjadi orang yang baik, jujur, cerdas, dan bertanggung jawab. Mereka sudah senang dan bangga melihat kita seperti itu, seperti apa yang mereka harapkan. Jadi hargai dan hormatilah mereka...

Saya sebagai masyarakat. Coba deh kalian rasakan apa yang dirasakan mereka yang tinggal di kolong jembatan, mereka yang tinggal dilingkungan kumuh, dan mereka yang hidup dijalanan. Susah banget!! Untuk makan aja susah, tapi kita?? Dalam cerita itu misalnya. Reva masih beruntung punya lauk-pauk yang masih bisa dia makan, tapi sayang dia tidak bisa menghargai itu semua. Bagi mereka yang hidup serba kekurangan, makan nasi sama ikan asin aja udah untung banget! Alhamdulillah banget! Asal perut mereka terisi. Itulah manusia... Masih banyak banget yang lebih kekurangan dari kita, tapi mereka yang berlebihan terkadang sulit sekali untuk diajak menghargai. Bukannya saya sok menggurui atau saya sok sudah melakukan hal-hal baik dalam hidup saya, saya juga masih banyak kekurangan. Untuk itu saya mengajak kamu semua untuk belajar menghargai. Sekecil apapun yang kita hasilkan dan apa yang orang lain hasilkan sudah sepatutnya dihargai...

So... What do you think about it??

Sabtu, 17 Januari 2009

Lagi-lagi karena cuaca...!!!

Lagi-lagi cuaca hari ini ga bersahabat. Padahal hari ini rencananya aku mau ke kampus, tapi karena cuaca disini tidak memperbolehkan aku untuk datang, ya sudah... Rencana tinggal rencana... Ga enaknya sama temen aku, Rai... Kayaknya dia pengen banget dateng ke sana, makanya dia terus-terus ngajak aku... Tapi gimana lagi... Aku sih, mau nemenin dia tapi ya itu... Cuaca bikin males kemana-mana... Maaf ya, teman... Diriku tidak bisa kesana dan menemanimu...

Jumat, 16 Januari 2009

Pagi yang hangat...

Hari ini, mentari pagi menampakkan dirinya. Membagi sinar kehangatannya... Kicauan burung2 yang terbang bebas menemani dan meramaikan pagiku di hari ini. Biasan cahaya dari air kolam, seakan ikut menyinari hariku.

Kamis, 15 Januari 2009

Aku hari ini...

Ditemani dengan secangkir teh hangat dan biskuit sebagai cemilannya, aku duduk di teras depan rumah... Langit hari ini masih terlihat mendung, tapi tidak dengan rintikan hujan. Aku pun terhanyut dengan alunan musik yang diperdengarkan dari handphoneku, sambil asyik memperhatikan ikan-ikan yang sedang bermain di kolam. Aku dalam kesendirian mencoba meramaikan dan menghangatkan diri dengan tulisan-tulisan hati...

Rabu, 14 Januari 2009

WANITA YANG KAU PILIH

Malam selalu panjang
Di waktu aku merindukanmu
Kau bisa menjaga aku
Hingga diriku merasa teduh

Aku seperti kamu
Menginginkan dan memerlukanmu
Karena kita tak mampu untuk
Selalu pergi menjauh

Kau jadikan aku ini
Wanita yang kau pilih
Untuk jadi kekasihmu
Dan kau pun tlah aku minta
Setia sepertiku
Hingga waktunya tiba

Aku percaya penuh
Kau kan buatku bahagia
Karna cinta tercipta
Datangnya dari dalam hatiku

SETIA

Deras hujan yang turun.
Mengingatkanku pada dirimu.
Aku masih disini untuk setia.

Selang waktu berganti.
Aku tak tahu engkau dimana.
Tapi aku mencoba untuk setia.

Sesaat malam datang.
Menjemput kesendirianku.
Dan bila pagi datang.
Kutahu kau tak disampingku.
Aku masih disini untuk setia.

TERLANJUR CINTA

waktu bergulir lambat
merantai langkah perjalanan kita
berjuta cerita terukir dalam
menjadi sebuah dilema

mengertikah engkau
perasaanku tak terhapuskan

malam menangis
tetes embun membasahi mata hatiku
mencoba bertahan di atas puing-puing
cinta yang tlah rapuh

apa yang ku genggam
tak mudah untuk aku lepaskan

aku terlanjur cinta kepadamu
dan tlah kuberikan seluruh hatiku
tapi mengapa baru kini kau pertanyakan cintaku

aku pun tak mengerti yang terjadi
apa salah dan kurang ku padamu
kini terlambat sudah untuk dipersalahkan
karna sekali cinta, aku tetap cinta

mencoba bertahan di atas puing-puing
cinta yang tlah rapuh

apa yang ku genggam
tak mudah untuk aku lepaskan

DILANDA CINTA

Manis nikmat, belai sentuh dipeluk hati
Melayang terbang, mimpi berangan
Bersamamu disetiap waktu

Aku ini lelaki yang sedang nikmati cinta
Dimabuk asmara bila ada kamu aku peluk

Aku ini wanita yang sedang dilanda cinta
Dibuai asmara bila ada kamu di dekatku

Melayang terbang, mimpi berangan
Bersamamu disetiap waktu

Aku ini wanita yang sedang dilanda cinta
Dibuai asmara bila ada kamu di dekatku

Aku ini lelaki yang sedang nikmati cinta
Dimabuk asmara bila ada kamu aku peluk

Aku dilanda cinta...

Aku ini wanita yang sedang dilanda cinta
Dibuai asmara bila ada kamu di dekatku
Aku ini lelaki yang sedang nikmati cinta
Dimabuk asmara bila ada kamu aku peluk

Aku ini wanita yang sedang dilanda cinta
Aku ini lelaki aku dimabuk asmara
Aku ini wanita dibuai asmara
Aku ini lelaki yang sedang dilanda asmara

PERNAH MUDA

Bilang papa mu
Ku takkan buat kau berubah menjadi anak yang nakal
Bilang mama mu
Ku cinta padamu dan aku tak pernah main-main

Biarkanlah saja dulu kita jalan berdua
Mereka pun pernah muda... pernah muda...
(Saatnya kau dan aku sekarang)

Bilang papa mu berhenti urusin semua urusan kau dan aku
Bilang mama mu tak perlu kuatir atau pun curiga kepadaku

THE WAY YOU LOOK AT ME

No one ever saw me like you do
All the thing that I could add up too
I never new just what a smile was worth
But your eyes see everything
Without a single word

Coz’ there’s something in the way
You look at me
It’s as if my heart knows
You’re the missing piece
You make me believe that there’s nothin’
In this world I can’t be
I never know what you see
But there’s somethin’ the way you look at me

If I could freeze a moment in my mind
It‘ll be the second that you touch your lips to mine
I’d like to stop the clock make time stand still
Coz’ baby this is just the way
I always wanna feel

Coz’ there’s something in the way
You look at me
It’s as if my heart knows
You’re the missing piece
You make me believe that there’s nothin’
In this world I can’t be
I never know what you see
But there’s somethin’ the way you look at me

I don’t know how or why
I feel different in your eyes
All I know is it happen’s every time

Coz’ there’s something in the way
You look at me
It’s as if my heart knows
You’re the missing piece
You make me believe that there’s nothin’
In this world I can’t be
I never know what you see
But there’s somethin’ the way you look at me

The way you look at me…

Huh, ternyata......!!!!!

Terhitung sejak hari ini diadakannya Fisip Fun Fair di kampusku, satu hari sebelumnya dia meneleponku. Kangen katanya... :) Berjam-jam aku dan dia berkangen-kangen ria lewat telepon. Setelah puas mendengar suara satu sama lain, pembicaraan pun usai... Aku tak memberitahukan dia kalau aku besok mau ke kampus melihat acara dikampusku itu dan tentu untuk bertemu dia juga. Hari ini cuaca mendung, langit terus saja diliputi awan hitam. Mentari tak nampak diantara awan-awan itu, seolah malas memberikan cahaya dan sinar hangatnya. Diri ini pun ragu untuk melangkahkan kaki menuju kampus. Namun, teman-temanku terus saja menghubungi ponselku. Menyuruhku cepat datang. Untungnya langit tidak menitikkan air hujan, hanya mendung... Aku pun bergegas berangkat ke kampus. Sesampainya disana, apa yang aku lihat?? Aku lihat dia sedang duduk berdua di taman kampus dengan seorang wanita cantik dengan rambut hitam panjang terurai indah. Mereka terlihat sangat akrab. Saling memandang, tertawa dan bercanda... Sakit hati ini melihat dia seperti itu. Air mata sudah tak terbendung untuk keluar dari mata ini, tapi aku mencoba menahan rasa sakit ini. Aku coba menegur dia, namun apa yang aku terima??? Dia hanya menoleh ke arahku beberapa detik saja, seolah dia tidak pernah mengenalku. Dengan rasa sakit yang teramat dalam, aku meninggalkannya. Beruntung ada teman-temanku yang selalu setia menemaniku disaat sedih seperti ini. Aku berharap dia datang menemuiku dan menjelaskannya semua padaku siapa dan apa hubungannya dia dengan wanita itu...
Belum saja aku mendapat kepastian itu, tiba-tiba hujan deras. Dan apa yang selanjutnya terjadi??? Aku terjaga dari tidur dan mata ini sudah basah dengan linangan air mata. Ternyata, kejadian yang aku alami tadi HANYALAH MIMPI... Dan itu mimpi yang menyakitkan... :(

Selasa, 13 Januari 2009

Wah, keujanan...!!!!!!

Dari pagi langit memang sudah muram... Terus menangis, tak henti...
Hari ini acaraku k ATM buat bayar kuliah... Males bgt kalo ujan begini...
Sambil menunggu langit kelelahan menangis, aku membereskan rumah dulu..
Mandi, sarapan setelah itu duduk manis di ruang tamu dengan ditemani laptop dan segelas susu coklat hangat...
Dingiiiiiinnnnnnnn bgt..... udah gitu dirumah sendirian... Maklum, yang lain udah pada aktivitas semua...
Ujannya baru berhenti siang... Pas bgt adeku Tio pulang, ya udah... minjem motornya aja... :) Eh, ga bolehin sama ibu, ktanya diboncengin aja sama Tio, takut kenapa2...
Ya, wes... Kasian juga c, Tio baru pulang sekolah udah nganterin aku lagi... Tio c mau aja, dia mah hobi bgt jalan2... :p
Berangkat, lancar alias ga ujan... Pas pulangnya, baru deh ujan gede bgt!! Cari tempat berteduh susah bgt!! Akhirnya, tubuh udah agak basah kuyup baru dapet tempat berteduh... Dingiiiiiiinnnnnnnn bgt!!! Untungnya pake sweeter yang dari benang wol... Jadi lumayan agak hangatlah.... 10 menit menunggu, akhirnya ujan berhenti juga... Lanjut deh perjalanan menuju rumah... Dan Alhamdulillah, sampai dengan selamat... :)

Senin, 12 Januari 2009

Kecelakaan lagi... :'(

4 hari yang lalu, jariku teriris pisau waktu bantu ibu potongin wortel...
Sekarang, tanganku kena cipratan air panas waktu mau mandi... Ya, ampun... Ga hati-hati banget nih aku!! :(

Aku saja... ;p



Aku, Teman dan Adik... ;)



Aku dan Dia...




" AKU MEMBUTUHKANMU KARENA AKU MENCINTAIMU... "

Selasa, 06 Januari 2009

Akhirnya, ga jadi marah2..! :)

Akhirny, bpk ga jd marah2 gara2 ip ku turun. T'nyta td d telp bpk salah dgr. Bpk qra ipk ku yg turun. Pdhl ipk ku naek, y, wlwpun naek diqt. Hp c jd dsita tp mulai smggu sblm uts sampe sesdh uts n smggu sblm uas sampe sesdh uas. Sesuai p'janjian. Hubgnku sm dia pun msh boleh dlanjutkn. Asal tau kwjbn msg2.. Pastilah, aku udh ngerti soal itu bgtu jg dia..

Jangan pisahkan aku dari hp dan dia!! Bisa2 aku semakin terpuruk nantinya..

Belajar tiap hri, udah..
Catetan lgkp, rapi n menarik, iya..
Ngulang mata kuliah sblmny drumah, pasti..
B'doa, apalagi..
Tp IP turun cukup drastis!!
Gara2 ini, bokap ultimatum aku! Hp mau dsita n.. Hubunganku sm dia t'ancam!! Hr ini aku cm bs nangis.. Hp dsita ga masalah, tp hubunganku sm dia? Y Allah, knp ini hrus t'jdi pdku?? Apa d usiaku yg k 20 msh hrus d anggap kya anak yg bru 17 thn??