Selasa, 10 Maret 2009

Diary Cinta dari Gedung G Lantai 3 (Halaman 12)

Setelah tenagaku terasa habis saat diri ini tak sadarkan diri, aku pun membaringkan tubuhku untuk istirahat agar esok hari aku pulih kembali.

Tak lama mata ini terpejam, dering nada sms dari Hpku berbunyi. Sms dari siapa ya? Pikirku dalam hati.

“Semoga cepet sembuh ya. Ujian jangan dijadikan beban. Miss ur smille... :) -Mr. Cool-“

Hah! Dari Mr. Cool??? Aku sedikit terperanjat, heran dan aneh. Kok dia bisa sms aku? Tahu nomorku dari mana? Wah, pokoknya beragam pertanyaan seputar dia sms aku muncul dalam benakku.

“Ujian jangan dijadikan beban.” Kalimat yang menurutku salah. Aku tak merasa ujian itu sebagai beban, justru itu tantangan aku sebagai seorang mahasiswa. Tantangan dalam pembelajaranku selama ini. Yang menjadi beban untukku adalah “kamu dan dia”. Benar-benar beban yang sangat berat bila hati diselimuti dilema.

Beberapa hari setelah kejadian itu, teman-temanku dikampus banyak yang jadi “wartawan” dadakan. Mewawancaraiku seputar kejadian itu dan mengenai dia mengantarku pulang. Huh! Aku sudah seperti seleb yang dikejar-kejar wartawan seputar masalah pribadinya dan mereka tentu saja menjadi wartawan infotainmentnya.

Sebenarnya bibir ini tak ingin terbuka untuk mengucap satu kata pun mengenai hal itu, tapi mereka terus saja mendesakku bahkan ada yang membuat pernyataan yang salah mengenai hal itu. Duh, bisa timbul fitnah dan pencemaran nama baik nih! Akhirnya aku mengklarifikasi semuanya. Tuh kan, seperti selebritis saja pakai acara klarifikasi segala!

Bla-bla-bla-bla... Panjang lebar aku menjelaskan semuanya. Semua! Sampai hal terkecil pun aku ungkap semua. Biar mereka puas! Huh! Dasar wanita! Tak luput dari gosip...

Tidak berhenti disitu saja! Dikelas pun masih heboh dengan kejadian waktu itu. Ya ampun..... Apa istimewanya sih kejadian itu?? Apa karena ada Mr. Aanya??? Aduh-aduh... !

“Cinta, Mr. Cool sms lo ya? Perhatian banget sama lo...”, tanya Lina.

“Eeeeeeemmm, sok tahu lo!”, kataku sambil menutupi.

“Yaaaahhh, ga usah bohong deh! Tampang lo tuh bukan tampang pembohong... Nih, buktinya di inbox hp lo ada sms dari dia.”, ujarnya sambil memegang hpku.

“Heh! Lo pinjem hp gue ga bilang-bilang.... Pake baca smsnya segala. Sini hp gue!”, ujarku sedikit kesal.

“Hehe... Maaf, biasanya kan ga apa-apa... Sensi banget sih semenjak pingsan... Hehe...”, candanya.

“Yeeee, bosen bahas pingsan melulu!”, ujarku.

“Wah, kayaknya Mr. Cool suka juga deh Cin sama lo!”, tebaknya.

“Sok tahu lo kayak dukun! Hehe...” candaku.

50-50 lah kalau seorang pria yang tidak terlalu kita kenal/ baru akrab dengan kita mencoba menghubungi kita, misalnya lewat sms, belum tentu juga itu menandakan dia suka sama kita, mungkin saja dia memiliki sifat peduli terhadap kita. Peduli itu juga belum tentu menunjukkan rasa sukanya terhadap kita, bisa jadi dia memang seorang manusia yang peduli terhadap sesamanya. Nah, loh! Bingung kan! Intinya sih, jangan ge-er! :)

3 komentar:

Thesa Adi mengatakan...

rendangnya emang enak sih, eh salah, semurnya :p

PinkDisini mengatakan...

Haha... udah ah, ga usah dibahas lagi soal rendang, eh semur... :p

Danar si Sapi mengatakan...

Eh, udah lama bgt gw gak blogwalking..
And gw ru baca cerbung lw lg, hehe..
Tu kapan mw diterusin cerbungnya Ndri?
=D