Sore ini, aku baru pulang dari kampus. Dijalan cukup padat dan macet. Jakarta memang biangnya kepadatan lalu lintas. Mau pagi, siang, sore selalu macet.
Sialnya, mobil angkot yang aku tumpangi ngetem disebuah halte stasiun.
Tambah panas lah didalam angkot.
Tak lama, ada 2 ibu yang naik angkot ini. Sepertinya mereka baru pulang kerja.
" Iya, Sa... Dia kerumah aku, terus cerita-cerita gtu deh. ", ujar salah 1 ibu yang memakai jilbab coklat meneruskan pembicaraan.
" Dia lama dirumahmu? " tanya ibu 1nya yang memakai jilbab putih memberi tanggapan balik.
Wah, seru banget nih 2 ibu ceritanya. Ga maksud nguping, tapi emang pasti penumpang 1 angkot yang lain dengar. Apalagi aku tepat berada di depan 2 ibu itu. Suaranya kenceng c... :p
" Udah gtu kan diruang tamu aku ada foto keluarga, dia langsung ngeramal gtu. ", ucap ibu jilbab coklat.
" Ngeramal gimana maksudnya?? Emang dia bisa ramal gtu ", tanya ibu jilbab putih.
Sepertinya mereka sedang membicarakan seseorang yang bisa meramal.
" Ga tau juga sih aku, tapi hampir semua yang dia bilang bener. Pertama dia liat anak aku yang paling besar, Rara. Dia bilang, anak lo yang ini pasti pinter! Dari TK sampe sekarang selalu dapet juara umum.
Wah, kok dia bisa tau gtu padahal dia ga kenal sama keluarga aku, ke rumah pun baru 1 kali, kemaren itu. Trus, dia liat foto Reza. Yang ini mah masih ga keliatan pinternya, agak bandel ya? Yang gue liat sih, gtu. Apa-apa mesti diturutin kemauannya.
Makin penasaran aku sama ramalan-ramalannya dia. Trus aku giniin, klo suami aku gimana orangnya? Klo kamu liat dari fotonya? Klo gue liat, suami lo galak ya, tapi di 1 sisi dia itu baik, sayang banget sama keluarga. Tapi hati-hati, sekarang banyak suami yang dirumah memang punya anak-istri tapi diluar ngakunya bujang.
(Ibu jilbab coklat tertawa). Aku cuma bisa ketawa ngedenger kya gtu. Aku tau suami aku ga kya gtu. ", cerita ibu jilbab coklat.
" (Ibu jilbab putih tertawa). Ya iyalah... Amit-amit punya suami kya gtu. ", ucap ibu jilbab putih.
" Eh, gimana rapor anakmu? Adit alhamdulillah nilainya bagus-bagus. Masuk 10 besar. ", lanjut ibu jilbab putih.
" Ga tau, aku belum tanya anak-anak. Nanti aja klo udah dirumah. Biar mereka enak cerita. Tapi aku percaya sih sama Rara. Klo Reza masih naik turun semangat belajarnya. ", jawab ibu jilbab coklat.
" Klo aku, setiap malam aku periksain buku-buku Adit. Sambil dia belajar, sambil aku suruh dia perbaiki apa-apa yang salah tadi disekolahnya. ", jelas ibu jilbab putih.
" Aku juga ngontrol anak-anak aku. Aku kan punya nomor telp wali kelas Rara sama Reza. Jadi aku ngontrol mereka lewat wali kelas. Gimana belajarnya, nilai-nilainya, kelakuannya disekolah. Alhamdulillah ga ada masalah sih. Paling Reza bandel-bandel dikitlah. ", jelas ibu jilbab coklat.
" Harta yang paling berharga dan bernilai itu anak. ", lanjut ibu jilbab coklat.
" Iyalah, anak pinter, baik terus sukses, yang banggakan kita, ibu sama ayahnya. Bawa nama baik keluarga juga kan. ", ucap ibu jilbab putih.
" Eh, mau ke mangga dua lagi kapan? Aku mau beliin anak-anak sama ayahnya baju. Apalagi Rara, yang udah tau mode. Mau mode inilah, itulah. ", lanjut ibu jilbab coklat.
" Hari sabtu aja, aku juga mau nyari baju buat ibuku sama ibu mertua. ", jawab ibu jilbab putih.
Pembicaraan pun terhenti saat mereka turun di tempat yang sama.
Wah, seru banget aku denger pembicaraan 2 ibu itu. Mulai dari seputar temen, keluarga sampe hal-hal umum.
Ibu-ibu yang aktif bekerja dikantor, tapi tidak melupakan keluarganya yang ada dirumah. Tidak lupa akan anak-anak mereka yang masih butuh perhatian mereka, baik soal sandang, pangan sampe pendidikannya, tidak lupa pada suami sebagai imam, kepala rumah tangga dan pencari nafkah keluarga walaupun mereka sendiri bekerja.
Ibu-ibu yang hebat dimataku. Bisa membagi waktu antara dirinya sendiri, keluarga dan karir.
3 komentar:
Nice blog...
It's good to be here Girl....^^
Hey, Subhan!
Terima kasih udah menyempatkan berkunjung ke blog ku... :)
Posting Komentar