Jumat, 22 Januari 2010

Untung Ada "Panji Sang Penakluk"!

Malam pukul 19.00 WIB, rata-rata orang rumah lagi beristirahat setelah lelah dengan aktivitas di pagi sampai siang harinya, kecuali Bapak yang memang selalu pulang malam karena banyak kerjaan kantor.

Aku asyik dengan laptop sambil ngobrol sama Ibu. Adeku yang laki-laki, lagi mau pergi ke luar rumah. Adeku yang perempuan, lagi mau belajar diruang TV. Bukan istirahat ya namanya?? Hehehe... Tapi masih sibuk masing-masing. ;p

Ga lama, Dwi, ade laki-lakiku berteriak!

" Bu, ibu! Itu ular apa kadal sih?? ", teriaknya memanggil ibu sambil menunjuk ke arah bawah TV.

Ibu dan aku pun seketika menghampiri sambil melihat kearah bawah TV yang ditunjuk adekku.

" Ular Mas! Ular! Ya Allah... Lumayan gede Mas! ", kata Ibu panik.

Dan anehnya, ade perempuanku, Tri, ga percaya klo ada ular. Padahal dia lagi ada diruang TV. Aduh, aduh... Langsung deh aku refleks narik dia buat jauh-jauh dari sana. Dwi, Ibu dan aku langsung ngambil linggis, pacul sama tongkat besi. Huft! Panik seketika, ketika tahu ular itu ular kobra yang mencoba melawan tapi tak bisa karena terjebak dilantai keramik yang licin. Ibu menyuruhku menelepon Bapak, kalau-kalau Bapak sudah sampai deket rumah bisa nunggu Bapak buat ngebunuh ularnya.

" Assalamualaikum, Pak lagi ada dimana? ", tanyaku membuka percakapan ditelpon.
" Masih di UKI, kenapa? ", tanya Bapak balik.
" Ada ular Pak, diruang TV. ", jawabku singkat.
" Hah? Ular? Gede-kecil?? Ular apa? Kok bisa? Darimana ya?? ", tanya Bapak bertubi-tubi, bikin aku semakin panik.
" Lumayan gede Pak, ular kobra, ga tau darimana. Dari belakang mungkin, tadi sih Dwi liat lagi mau masuk ke arah kolong TV. Ya udah deh, nanti diusahain dulu bertiga. ", jelasku.
" Ya udah, hati-hati aja. ", ucap Bapak.
" Iya, assalamualaikum. ", kataku menutup pembicaraan.
" Waalaikumsalam. ", jawab Bapak.


Huft! Aku menarik napas panjang, takuuuuuutttt! >.<

" Gimana, Bapak lagi dimana? ", tanya Ibu sambil sibuk mengamati ularnya. Dwi juga mencoba menghentikan gerakan ular itu dengan linggis yang dipegangnya.
" Bapak masih di UKI bu. Katanya klo bisa diusahain dulu aja sama kita. ", kataku.
" Oh, ya udah. Ini juga lagi diusahain. ", kata Ibu dengan raut wajah panik, takut serta napas yang sedikit tersengal-sengal.

Aku?? Bagaimana dengan aku. Hehehe... Hanya berdiri mematung jauh dari ruang TV bersama Tri dengan masih memegang tongkat besi. Percuma, ngambil tongkat besi kalo ga dipake. Hehehe... :p Sesekali berteriak memperingatkan Dwi dan Ibu untuk hati-hati. Rempong deh aku! Hehehe... :p

" Nah! Ibu! Ibu cepet pukul kepalanya! Dwi dapet badannya nih! Cepet bu, cepet! Dwi lemes nih! Takut lepas lagi! ", teriak Dwi memberi perintah pada Ibu untuk segera memukul kepala ularnya.
" Iya, iya! Mana sini, biar ibu pacul! ", kata Ibu sedikit panik.
" Di pacul?? Sawah kali dipacul.. ", celetukku. Hehehe... Masih sempet bercanda, bukannya bantuin. :p
" Kena lo! Ancur lo! Mati lo! ", kata Ibu geram sambil terus memukul-mukulkan pacul ke kepala ular.


Akhirnya, riwayat hidup ular itu mati ditangan Ade dan Ibuku. Duo Panji sang penakluk! Untung ada panji sang penakluk! ;p

" Alhamdulillah... Ya Allah, Engkau melindungi anak-anak dan keluargaku dari ular itu. ", ucap Ibu bersyukur.
" Alhamdulillah... ", kompak aku, dan 2 adeku mengucap syukur.

It's time to bersih-bersih.... Menghapus jejak pembunuhan yang baru saja terjadi, agar tidak tercium oleh siapapun. Hehehe... Lebay mode: On :p

Capek juga... Padahal aku ga ngapa-ngapain cuma teriak-teriak aja. Hehehe... :p
Langsung kembali ke laptop! Kya tukul. :p Update status di FB tentang kejadian yang baru dialami tadi. Lumayan banyak yang komen. Walaupun orangnya itu-itu aja. :p

Ada yang komen,

Aa: Hati-hati sekarang malam jumat klo bisa jangan dibunuh didalem rumah takut ada apa-apa. Kya Aa pernah sakit gara-gara bunuh ular. Baca yasin aja 3x.
Kenyar: Klo ular dibunuh didalem rumah takutnya ada "sodara-sodaranya" yang nyariin. Jadi klo bisa jangann dibunuh didalem rumah.
Tante: Mudah-mudahan ga ada apa-apa.

Tanggapan aku. Semua ada benernya. Memang saat itu, hari kamis malam jumat, seharusnya yasinan, ini malah ga. Memang peringatan juga dari Allah. Terus memang ada benernya sih, takut-takut ada ular lain yang nyariin ular yang dibunuh tadi. Lebih hati-hati aja sekarang. Semua kejadian selalu ada hikmah. :)

5 komentar:

Thesa Adi mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Thesa Adi mengatakan...

"Hanya berdiri mematung jauh dari ruang TV bersama Tri dengan masih memegang tongkat besi" ==> lg dibayangin... :p

PinkDisini mengatakan...

hahaha..... ga usah dibayangin....!!! :p

DeeBrownies mengatakan...

koq bisa ada uler??? emang didaerah mana??

PinkDisini mengatakan...

hey, hey... maaf ya baru bales... udah lamaaaaaaaaaa banget ga nengok2 c pinky blog ini. hehehe...

rumahku di bogor, tapi disekitar rumah kebun... mungkin ulernya dari sana...