Diary.....
Waktu aku solat di gedung G lantai 3 dekat dengan ruang kelas biasa aku kuliah itu, jam tangan pemberian ibu hilang.......
Aduh..... Aku sempet bingung tuh! Takut juga, kalau ibu tahu...
Akhirnya, aku balik lagi ke tempat solat itu ditemani Lina. Seluruh bagian dari tempat itu aku telusuri, tapi nihil! Duh, tidak tahu deh aku harus giman!!!!!????
“Tanya aja Cin, ke orang lab! Siapa tahu ada yang nitipin jam tangan ke mereka...”, usul Lina.
“Tanya? Ke mereka? Ga ah! Ntar dikiranya, gue minta bantuan Mr. AA buat nyariin jam tangan gue!”, aku menolak.
“Yeeee, ga gitu juga kali. Siapa tahu jamnya ada di mereka, kan lo ga usah nyari-nyari kayak gini lagi.”, jawabnya.
Bener juga sih apa kata Lina, aku tanya deh soal jam tanganku yang hilang. Kebetulan ada Ms. Yan, tapi kata dia tidak ada seorangpun yang menemukan/menitipkan jam tanganku yang hilang itu. Melihat raut wajahku yang panik, Mr. Cool sama Mr. AA juga ikut nanya-nanya. Bahkan Mr. AA mengusulkan untuk membuat pengumuman. Sebenernya, aku tidak ingin membuat pengumuman soal jam tangan yang hilang itu, toh aku pikir kalau hilang ya hilang saja. Memang bukan rezeki kali ya.. Namun, mengingat itu jam tangan dari ibu, masa sih hilang. Nanti ibu menganggap aku tidak menghargai pemberiannya. Akhirnya, aku membuat pengumuman dan ditempel di tempat solat itu.
Diary....
Alhamdulillah, 2 hari setelah aku menempelkan pengumuman itu, jam tanganku ditemukan. Seneng banget deh! Aku tidak tahu siapa yang menemukannya, yang jelas orang sekretariat yang kasih kabar ke aku.
Dan malamnya.... Tebak Diary! Ada kejadian apa???
Mr. AA sms aku! Sumpah, aku kaget! Pasti dia tahu no. Hpku dari pengumuman yang aku pasang di tempat solat itu! Oh, bodohnya aku! Kenapa juga aku harus mencantumkan no. Hpku di pengumuman itu!? Kenapa tidak dititipkan saja ke orang lab atau ke sekretariat!?
Takdir kali ya...
Esoknya, dia mulai berani meneleponku. Baru kali ini ditelepon cowok... ^_^ Obrolannya seputar keluarga. Menurutku itu aneh... Kenapa harus keluarga? Kenapa juga tidak mengenai hal-hal yang bersifat umum, seperti kuliah atau apalah. Agak males juga sih, mendengarkan dia ngomong dan menjawab pertanyaannya. Obrolannya tidak nyambung sama apa yang aku obrolin ke dia.
Huh, Diary.... Ingin rasanya aku menutup teleponnya dengan suatu alasan. Bukan Cinta namanya kalau tega melakukan hal itu!
Diary..
Disela-sela pembicaraan kita, tiba-tiba dia mengungkit soal curhatan aku tentang dia di Fs sama teman cowokku. Sebenernya, aku curhat sama temanku itu lewat sms, tapi bodohnya temanku itu, dia balas lewat Fs. Ooooooo, aku benar-benar malu! Tidak tahu harus ngomong apa lagi... Saat aku terbata-bata mengklarifikasi hal itu, Mr. AA langsung memberikanku kuliah tujuh menit. Ga boleh ini, ga boleh itu, harus ini, harus itu. Wah, pusing deh! Aku tipe orang yang tidak terlalu suka diatur, apalagi sama orang yang baru dikenal. Bukan siapa-siapa aku, tapi udah berani ngatur-ngatur.
Parahnya lagi, dia menuduh aku! Katanya, dia lihat foto aku di Fs yang tidak memakai jilbab. Aku kaget dong!
“Ga ada tuh Mas, foto Cinta di Fs yang lagi ga berjilbab. Foto yang ga berjilbab, Cinta simpen di document pribadi, ga Cinta publikasiin ke siapapun.”, jelasku.
“Tapi ada kok, Mas liat tadi di Fs Cinta. Cinta lupa kali... Coba liat lagi nanti. Baiknya, foto yang ga berjilbab jangan di simpen di Fs..”, ucapnya.
“Mas, kali yang salah liat... Coba Mas liat lagi... Nanti Cinta juga liat, tapi setau Cinta sih, ga ada...”, jelasku mencoba bersabar.
Obrolanpun terhenti dibagian itu. Akhirnya, obrolan berakhir. ^_^
Sabtu, 31 Januari 2009
Diary Cinta dari Gedung G Lantai 3 (Halaman 5)
Diary........
Kenapa aku jadi salah tingkah ya, waktu Tia nanya-nanya tentang Mr. Cool? Padahal dia cuma nanya tentang aku suka komen-komen sama Mr. Cool lewat Fs dan suka chat juga lewat webnya. Ada perasaan yang tidak enak kalau Tia yang bertanya seperti itu. Kalau temanku yang lain bertanya sih tak apa, tapi ini Tia. Aku tahu banget Tia itu suka banget sama Mr. Cool. Sampai-sampai dia berani banget minta di comblangin lewat Ms. Yan dan temannya, Ifa. Kalau itu sih, virusnya sudah merasuk ke jiwa... Malah, yang aku tidak menyangka, dia minta bantuan aku juga biar bisa dekat sama Mr. Cool.
Diary, karena permintaan Tia itulah, aku berani buat coba dekat sama Mr. Cool. Tahap pertama, berhasil! Berhasil, bisa ketemu dan ngobrol langsung sama Mr. Cool. Mau tahu apa saja yang diobrolin?? Kalau tidak salah sih, tentang:
1. Kapan online?
2. Kalau online browsing apa saja?
3. Suka chating?
4. Suka baca?
5. Buku komputer yang bagus apa?
Emmmmmm, apalagi ya?? Sepertinya itu saja deh!!? Obrolannya sih nyambung, tapi mungkin karena akunya grogi kali ya, jadi agak-agak kaku...
Diary, aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku saat itu. Aku merasa nyaman didekatnya, tapi aku tidak ingin menyakiti hati mereka yang sudah terlanjur suka dengannya. Aku mencoba mengabaikan perasaan itu....
Jumat, 30 Januari 2009
Diary Cinta dari Gedung G Lantai 3 (Halaman 4)
Diary...
Semenjak teman-temanku itu menyanjung dan memuji Mr. Cool, aku jadi penasaran. Cowok kayak apa sih dia?? Kok bisa membuat teman-temanku segitu sukanya sama dia??
Waktu aku ngumpul sama teman-temanku di warnet langganan kita, ada topik tentang Mr. Cool lagi... Mereka tidak bosen apa ya, membicarakan cowok pendiam kayak gitu?? Aku saja sampai bosen...
“Aduh, Mr. Cool itu nyebarin virus apa sih? Sampe-sampe lo semua jadi pada demam Mr. Cool??”, celotehku.
“Lo penasaran? Buka aja Fsnya...”, ujar Ray.
“Fs? Dia punya Fs gitu? Pantesan... Fansnya banyak...”, kataku lagi.
“Ih, cerewet! Buka gih Fsnya! Biar lo ga penasaran! tsaaje@yahoo.com”, katanya lagi.
“Iya, nih gue lagi liat...”, jawabku.
Ups! Waktu aku melihat Fsnya, Mr. Cool message aku... Ternyata dia juga lagi online. Dia juga kasih alamat webnya, katanya sih biar bisa chat di shoutboxnya... Ya sudah, semenjak itu aku jadi kenal sama Mr. Cool itu deh! Eh, anehnya Mr. Cool sudah tahu aku lebih dulu! Padahal aku jarang banget ketemu dia. Sepertinya sih, dia tahu aku dari Mr. AA...
Diary, semenjak itu pula dia jadi rajin kirim gambar-gambar ke Fs aku... Mau tahu perasaan aku? Aku mulai senang! Sepertinya, virus Mr. Cool sudah mengenai diriku nih! Aduh... Cepat-cepat diobati nih, biar tidak bertambah parah! Untungnya, aku masih bisa menjaga perasaan itu agar tidak lebih dalam lagi. Aku tahu, dia baik pada semua orang dan itu mungkin cara dia baik padaku atau baik karena Mr. AA suka padaku?? Itu yang aku tidak mau... Baik tapi ada maksud dibalik kebaikannya...
Diary Cinta dari Gedung G Lantai 3 (Halaman 3)
Diary... Saat aku berkumpul dengan teman-temanku, aku menumpahkan lagi semua perasaan yang masih mengganjal di hati. Curhat dan gosip biasanya tidak lepas dari kehidupan kaum hawa yang sedang berkumpul bersama.
“Lo masih untung, Cin... Tanpa lo kejar, lo malah dikejar... Nah, gue?? Gue udah suka dari awal sama Mr. Cool, dia ga noleh sedikitpun ke gue. Hikshiks... Kasian ya gue???”, curhat Ray.
Oh, ya! Mr. Cool itu, juga dosen komputer. Dia sering diam diruangannya Ray. Kata Ray cs sih, dia pendiam, pintar, baik pula. Ya, iyalah... Kalo dia ga pintar, ga jadi dosen kali... Hehe... (^_^)
Diary, Mr. Cool itu juga banyak sekali fansnya... Kenapa mereka tidak membuat fans club saja ya??? Hehe... Aku tidak begitu mengenal dia, karena aku jarang banget liat dia. Paling dia sesekali datang ke ruang kelasku, kemudian keluar lagi. Tidak seperti Mr. AA... Mungkin ada aku kali ya??? Cowok pendiam?? Cool?? Ya, memang itu menarik bagi sebagian besar wanita, tapi tidak denganku.
Teman-temanku merasa aneh terhadapku... Diantara teman-temanku itu, hanya aku yang tidak ikut ngefans sama Mr. Cool.
“Wah, lo bakal nyesel Cin, kalo lo ga deket sama dia... Dia orangnya asyik, friendly, yang pasti cool...”, ujar salah satu temanku.
“Kulkas kali, cool...”, candaku.
Begitulah, teman-temanku menyanjung Mr. Cool. What ever lah!
Kamis, 29 Januari 2009
Diary Cinta dari Gedung G Lantai 3 (Halaman 2)
Diary...
Selama kurang lebih 1 bulan itu, dosen komputer yang aku kenal hanya Mr. Cupu. Ya, dia adalah dosen yang mengajar diruanganku, dan 1 dosen wanita diantara 4 dosen pria, yaitu Ms. Yan. Bukannya aku tidak peduli dengan dosen yang lainnya, kenal 2 dosen saja sudah membuatku jenuh, apalagi semuanya...
Allah berkehendak lain, aku dipertemukan dan diperkenalkan-Nya dengan 1 dosen lagi. Mr. AA, namanya. Suatu perkenalan yang tak disangka sebelumnya. Perkenalan itu membuat kami dekat. Sampai akhirnya, kedekatan aku dengannya membawa perasaan yang dalam dihati Mr. AA. Kaget! Tidak mungkin dosen seperti dia tertarik pada mahasiswi sepertiku! Itu yang aku rasa pertama kali, saat dia menunjukkan rasa sukanya terhadapku. Tidak hanya aku yang merasakannya, teman dan sahabatku pun terkejut akan hal itu. Aku bukan tipe orang yang mengumbar isi hati seseorang kepada khalayak umum, teman dan sahabatku itu seketika sadar dengan sendirinya terhadap sikap berbeda yang ditunjukkan Mr. AA kepadaku. Sungguh, aku tidak ingin Mr. AA jatuh terlalu jauh dalam perasaan hatinya terhadapku. Aku hanya ingin dia jadi dosen bukan jadi yang lain dihidupku!
Bukan memberi harapan yang aku maksud, tapi lebih kepada menghormati, menghargai dan selalu memberikan senyuman kepada orang lain terutama kepada Mr. AA. Namun apa yang terjadi?? Aku merasa apa yang aku lakukan itu salah! Dia seakan tidak bisa lepas dari hidupku. Perasaannya makin dalam terhadapku. Disitu aku makin bingung, bagaimana caranya agar dia sadar dan tahu bahwa perasaanku tidak sama dengannya?
Berusaha acuh bila didepan dia, tapi dia yang berusaha cari perhatianku. Memakai pekerjaan kuliahku, memakai namaku sebagai contoh kasus, memberi pertanyaan kepadaku, dan omongan apapun yang bisa dia jadikan alasan untuk tetap kontak denganku. Itu dia lakukan saat mengajar di ruanganku pada waktu Mr. Cupu berhalangan hadir.
Diary, aku sempet bingung bagaimana cara aku mengungkapkan isi hatiku pada Mr. AA kalau perasaanku hanya sebatas teman dan mahasiswinya saja. Aku harus mengungkapkannya segera, tapi aku tidak tahu kapan dan bagaimana caranya???
Akhirnya, aku tidak bisa menahan perasaan ini sendirian... Aku butuh teman untuk berbagi perasaan ini. Ku ungkapkan semua cerita yang ada dihati ini denganmu dan dengan teman-teman terdekatku. Mereka bilang, aku harus acuh didepannya, judes lebih baik, dan jangan sekali-sekali meminta bantuannya. Setidaknya itu bisa membuatku lebih sedikit jauh darinya. Namun, aku tidak bisa melakukan itu semua! Sungguh, aku merasa menjadi wanita yang paling jahat bila semua itu aku lakukan. Acuh dengan teman sendiri saja aku tidak bisa, apalagi acuh dengan dosen sendiri. Itu lebih tidak mungkin! Ribet memang, tapi ini sudah terjadi dan aku tidak bisa lari dari semua ini. Tidak hanya aku, teman-teman yang menjadi tempat curahan hatiku pun pusing dibuatnya. ”Kenapa mesti dia sih yang harus suka sama lo?”, itu pertanyaan mereka yang sering aku dengar saat aku menumpahkan segala perasaan yang ada dihati. Pertanyaan itupun sering muncul dalam benakku. Diary, lucunya mereka juga bilang, kalau aku beruntung banget! Aku juga sempet bingung, kok beruntung ya?? Kata mereka, aku beruntung belum ada 1 tahun kuliah tapi udah disukai dosen. “Kan bisa sekalian eksis, Cin...”. Aduh-aduh, eksis apaan?? Adanya aku terganggu kali sama sindiran dan tatapan orang di kampus kalau mereka melihat aku didepan ruangan itu. Huh! Aku seakan diteror sama orang-orang yang ada di gedung G lantai 3.
Sejak itu, aku jadi malas ikut kuliah Mr. Cupu. Bukan malas bertatap muka dengan Mr. Cupu, tapi aku malas bertemu dengan Mr. AA! Mr. Cupu yang mengajar di kelasku, tapi Mr. AA yang bolak-balik di kelasku.
“Duh, Cinta... Kalau gue jadi lo sih, gue terima-terima aja... Toh, dia udah baik selama ini sama lo. Bantuin kesulitan-kesulitan lo didalam maupun diluar kelas, perhatian banget sama lo, pokoknya baik deh!”, komentar Lin saat dengar keluhanku lagi.
“Gila apa lo! Nggak mungkinlah gue nerima dia kalau hati gue sendiri nolak... Gue ga mau itu terjadi karena paksaan dari luar hati gue... Kasih saran yang bener dikit gitu...”, ucapku.
Diary Cinta dari Gedung G Lantai 3 (Halaman 1)
"Bingung harus mulai kisah ini darimana". Begitulah yang terlintas dalam pikiran Cinta saat dia bingung harus menulis apa di diarynya, karena hari itu berjalan seperti biasa. Nothing special...
Dia teringat dengan kisahnya yang sampai hari itupun masih saja membuat dia tidak percaya, selalu membuat dia tak menyangka akan terjadi kisah seperti itu dalam hidupnya. Cinta pikir, kisah itu tak akan terjadi bahkan tak akan pernah terjadi pada dirinya yang seperti itu. Pada diri yang menurutnya masih jauh dari kata sempurna...
Dear Diary...
Hari ini aku ingin berbagi kisahku denganmu. Sebelumnya sudah pernah aku bagi kisah ini , namun itu hanya sepenggal saja. Seluruh kisahnya ada dalam hati dan pikiranku, namun sekarang aku akan membaginya.
Diary, sampai saat inipun aku masih saja tidak percaya pada apa yang terjadi pada hidupku sekarang. Awal kisah ini terjadi dari kampusku. Bila aku persempit itu terjadi di gedung G lantai 3.
Disana ada ruangan tempat aku kuliah. Disana juga ada seribu kisah yang terukir dalam dihatiku. Diary, awal aku memasuki ruangan itu, perasaanku sungguh tak menentu. Kesan dosen mata kuliah komputer yang serius dengan tatapan mata yang tajam seperti mata elang yang siap memangsa pun sempat terbersit dari anganku, dan ternyata sebagian dari anganku itu pun benar adanya.
Awal perkenalan kuliah pun menjadi kesan yang membetekanku. Dalam ruangan yang dipenuhi komputer dengan segala macam peralatannya itu pun sudah ada 5 dosen yang kesemuanya memperlihatkan wajah serius. Dalam benakku, pasti mereka semua memiliki banyak aturan. Dan itu benar! Peraturan dari A sampai Z disampaikan oleh mereka. Huh!! Perkenalan yang bikin aku mual...
Kurang lebih 1 bulan aku mengikuti kuliah d gedung G lantai 3 itu. Aku pun sudah terbiasa dengan aturan yang ditetapkan, dengan materi-materi kuliah yang terkadang bisa membuatku jenuh. Berkutat didepan komputer sebenarnya adalah bagian dari hobiku, tapi kalo harus berkutat didepan komputer dengan program-program yang isinya angka-angka dengan rumus-rumus yang membutuhkan pemikiran dan logika, itu bisa bikin aku ingin cepat-cepat menshut-down komputernya, lalu aku pergi jauh-jauh dari ruangan itu...
Kamis, 22 Januari 2009
Emmmm, pacar ya??
Kemaren ngebahas masalah teman dan sahabat, trus ada yang nanya nih di komen... Katanya kalo pacar gimana?
Emmmm, pacar ya?? Menurut kamus umum bahasa Indonesia yang aku baca sih, pacar itu teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan batin, biasanya untuk menjadi tunangan/pasangan hidup (istri/suami).
Mempunyai teman lawan jenis yang tetap bukan berarti mempunyai banyak pacar loh... Karena belum tentu mereka juga memiliki perasaan sayang dan cinta seperti kita dan belum tentu juga mereka memang pilihan hati kita.
Menurut aku, pacar itu juga bisa dikatakan sebagai sahabat, bedanya pacar lebih memiliki rasa sayang dan cinta terhadap kita, lebih ada perasaan memiliki, takut kehilangan, selalu ingin dibutuhkan/membutuhkan dan punya komitmen ke depannya nanti.
Rabu, 21 Januari 2009
Teman dan Sahabat
Hidup didunia ini sebagai manusia tidak sendirian. Ya, berhubung manusia adalah makhluk sosial, manusia satu dengan yang lain pasti saling membutuhkan. Saling membutuhkan itulah yang akhirnya mendekatkan individu satu dengan yang lainnya. Karena kedekatan itulah, segala cerita mereka bagi dan mereka rasakan bersama-sama.
Dalam hidupnya manusia membutuhkan teman dan sahabat. Mustahil jika ada orang yang bicara, "Aku tak membutuhkan seorang teman pun dalam kehidupanku ini". Arti teman dan sahabat itu apa sih? Menurut kamus umum bahasa Indonesia yang aku baca, arti teman adalah sahabat dan arti sahabat adalah teman.
Ada perbedaan juga sih antara arti teman dan sahabat. Teman selain berarti sahabat juga memiliki arti sesuatu atau seseorang yang jadi pelengkap. Seorang teman bisa menjadi pelengkap hidup atau pasangan hidup seseorang nantinya (jadi istri/suami). Teman bisa ditemui dimana saja. Semua orang bisa dijadikan teman. Teman ngobrol, makan, kerja, dsb. Misalnya, dalam suatu perjalanan. Didalam bus, aku duduk bersebelahan dengan seorang wanita dewasa yang kira2 usianya 2-3 tahun diatasku. Sepanjang perjalanan, wanita itu adalah teman bagiku. Teman ngobrol dalam perjalanan. Berteman sebanyak mungkin akan menjadikan diri kita mampu mengenal berbagai karakter, sifat dan cara pandang individu satu dengan individu yang lain. Teman yang ada disekitar kita adalah media untuk kita menjalin suatu hubungan yang lebih baik, media untuk kita bersosialisasi, media untuk berkomunikasi mengenai berbagai hal, media dalam kesuksesan kerja/organisasi/pendidikan/bisnis.
Sahabat banyak diartikan oleh kita adalah seorang teman yang sangat dekat dengan kita, mampu menerima kita apa-adanya, selalu memberikan solusi2 terbaik bagi masalah yang sedang kita hadapi, selalu berusaha hadir dalam suka maupun duka, selalu membawa kita ke arah positif, selalu berusaha mengerti kita, mengenal jauh kepribadian kita. Mungkin sahabat tidak sebanyak teman. Hanya mereka yang benar2 dekat dengan kita dan pastinya dapat saling percaya satu dengan yang lain yang dapat dijadikan sahabat, tapi bukan berarti setelah kita mempunyai sahabat, kita tidak perlu lagi teman. Tidak seperti itu!! Teman dan sahabat selalu penting dalam bagian kehidupan seseorang.
Yuk, cari teman sebanyak-banyaknya dan jadikan mereka sahabat!!
Senin, 19 Januari 2009
Celotehan Anak Kecil
"Bu, aku ga mau ah nanti nikah!"
"Bu, aku ga mau ah nanti hamil! Nanti perutnya dibelah-belah... Kan takut, ngeri... Ih..."
"Bu, nanti kalo kakak nikah, trus ibu sama ayah udah tua, aku tinggal sama siapa?"
"Duh, Kak! Pacar kakak ganteng deh! Nanti kalo aku udah gede, aku mau punya pacar kayak pacar kakak ah...!"
Yang diatas itu merupakan pernyataan2 yang dilontarkan oleh seorang anak kecil berusia 6-7 tahun. Pantaskah anak sekecil itu mengeluarkan pernyataan2 seperti itu? Pasti jawabannya, tidak!! Saya saja yang usianya sudah kepala 2 belum berpikiran sampai sejauh itu. Masalah nikah, hamil, pacar yang ganteng/ cantik, tapi anak sekecil itu sudah berpikiran ke arah sana.
Jaman sudah beda apa keingintahuan si anak yang memang besar terhadap lingkungan disekitar yang ia rasakan dan ia lihat?
Mungkin 22nya membuat si anak berbicara seperti itu.
Jaman sekarang memang saya rasakan jauh berbeda dengan jaman saya kecil dulu. Sekarang pergaulan sudah bebas, sebebas-bebasnya burung terbang. Mulai dari tontonan di tv misalnya, banyak sinetron2 yang tayang untuk usia 17+ tapi ditonton juga oleh anak2, walaupun ditemani oleh orangtuanya. Orang tua menemani + mengawasi anaknya nonton apa hanya sekedar menemani bahkan ikut nonton karena sinetronnya juga salah satu tontonan favorit orang tuanya?? Nah, mungkin masih/ bahkan banyak orang tua yang seperti pertanyaan terakhir. Ikut nonton tanpa memberikan penjelasan mana yang boleh ditiru dan mana yang tidak. Kalo pun ada, tontonan untuk anak kecil saya lihat masih ada unsur2 negatif yang seharusnya tidak boleh ada dalam cerita itu. Kalo pun ada yang demikian, diakhir cerita diberi kesimpulan dan arahan untuk anak2 yang menontonnya. Pergaulan diluar lingkungan rumah, seperti sekolah biasanya turut juga mengubah pikiran anak2 yang seharusnya pikirannya tumbuh sesuai usia menjadi tidak semestinya.
Adik saya misalnya, dia membuat saya kaget ketika dia berceloteh mengenai pernikahan.
"Mbak, nanti mbak nikah sama siapa? Sama Mas Thesa ya? Apa mau sama Pangeran Erick (menyebutkan salah satu tokoh di film barbie)? Trus nanti kalo udah nikah, Mbak tinggal dimana? Disini aja, sama Safna...", celotehnya.
Weits! Adik saya yang usianya baru mau menginjak 7 tahun udah ngomong kayak gitu??? Aduh2... Ada yang salah nih!!
"Ngomong apa c kamu! Masih kecil jangan dulu ngomongin kaya gitu... Masih jauh...", saya hanya bisa menjawab seperti itu.
Tidak hanya celotehan itu saja,
"Mbak, emang nanti kalo ngelahirin perutnya dibelah ya? Sama "..."nya juga ya? Ih... Safna c ga mau hamil ah selamanya!!"
Ya Allah... Bener2 deh ada yang salah... Selama ini orang tua maupun saya tidak pernah membicarakan hal2 dewasa didepan dia.
"Kamu kata siapa c, sok tahu banget!! Ya, enggak kayak gitu kali... Ntar juga kamu tau dan ngerasain sendiri kalo udah gede. Udah ah, kamu masih kecil ngomongnya udah kayak gitu!", jawabku.
"Kata Hilda, itu loh temen sekelas aku...", jelasnya lagi.
Tuh, kan! Pergaulan diluar lingkungan rumah memang sangat berpengaruh pada pemikiran si anak. Ini yang menurut saya sulit untuk para orang tua dalam mengawasi anak2nya bila sudah berada di luar pengawasan mereka. Orang tua harus pintar2 memberikan pendidikan dan pengarahan yang baik kepada anak2nya dilingkungan keluarga. Terutama pengarahan mengenai hal2 yang dewasa, disampaikan dengan semestinya dan sewajarnya saja dengan contoh2 yang simpel sesuai pemikiran anak seusianya. Saya pun merasakan hal itu. Waktu kecil, usia Tk saya tinggal bersama nenek dan kakek. Tinggal bersama keluarga yang penuh kedisiplinan dan sedikit banyak aturan. Awalnya saya tertekan tinggal bersama mereka dan jauh dari orang tua, tapi lama-kelamaan saya terbiasa hidup dengan keadaan yang demikian. Justru dengan keadaan seperti itu, saya merasa dilindungi dan disayang sama mereka. Sekarang justru lain, keadaan seperti itu dianggap sudah tidak sesuai dengan jaman sekarang yang mengutamakan kebebasan. Keadaan dimana saya kecil dulu, dianggap terlalu overprotektiv dan posesif.
Saya sebagai seorang kakak pun mencoba memberikan contoh yang baik kepada adik saya dengan tidak berbicara dan melakukan hal2 yang aneh dan yang tidak pantas untuk ditiru adik. Tidak hanya orang tua pastinya yang berperan memberikan pendidikan dan pengarahan kepada anak, kakak/saudara pun semestinya memberikan contoh yang baik kepada adik2nya. Sulit memang dalam prakteknya, ada saja kekurangannya. Apalagi anak2 sekarang perkembangan otaknya cepat sekali dengan diiringi banyak asupan makanan yang bergizi.
Tanggung jawab orang tua dan orang2 dewasa dalam menjaga anak2 untuk tetap berkembang sesuai usianya...
Minggu, 18 Januari 2009
Saling menghargai? Harus!!
"Sebenernya apa sih yang aku inginkan?", tanya seorang gadis bernama Reva pada dirinya sendiri.
Dia begitu serba-salah, menggerutu tidak jelas. Mau tidur salah, mau makan salah. Entah apa yang diinginkan gadis itu.
"Bu, hari ini masak apa?", tanyanya pada ibunya yang sedang membaca tabloid dikamar.
"Ibu ga masak hari ini. Dimeja makan masih ada ikan asin, telor dadar, sama sop iga.", jawab ibunya sambil terus asyik membaca tabloid kesayangannya.
"Hah, sop iga?? Ih, aku kan ga suka iga bu...!! Masak donk bu... Aku mau makan siang pake apa nih!!", ujarnya sambil menahan kesal.
"Ya, udah kamu mau makan apa nih? Biar nanti ibu belanja ke pasar, atau masak mie aja... Ada sawi dan telor dikulkas. Bisa di campur ke mie rebus kan... Atau kamu mau beli makan di restoran padang, atau di ayam bakar langganan kita? Terserah kamu...", tanya ibunya sambil memberikan pilihan.
"Ah, males! Bosen!!", jawabnya ketus.
"Ya, Allah...", ucap ibunya sabar.
Begitulah kalo Reva lagi kesal. Maunya harus selalu dituruti, padahal dia bukan anak tunggal maupun anak bungsu. Dia anak pertama dari dua bersaudara. Dia beda sekali dengan adiknya. Adiknya selalu tau bagaimana menghargai sesuatu, lain halnya dengan Reva. Dia tidak pernah dan tak pernah mau menghargai sesuatu bila sesuatu itu bukan hal yang dia inginkan atau tak sesuai inginnya.
"Sudahlah Kak, makan saja dulu yang ada... Toh, masakan yang dimeja makan juga masakan ibu... Kasian ibu sudah masak... Makanlah walau sedikit, kalo belum kenyang nanti beli cemilan yang lain. Nanti aku yang beliin... Gimana?", tanya adiknya.
"Ih, udah ga mood gue!! Lo aja sana yang makan!!", jawabnya ketus.
Disini saya akan mencoba berbagi pemikiran saya tentang cerita diatas. Cerita tersebut nyata, bahkan mungkin masih banyak terjadi didalam suatu keluarga. Intinya saya ingin mencoba bercerita dari sudut pandang yang lain, yaitu bukan dari keluarga itu sendiri melainkan dari sisi keseluruhannya.
Saya memang belum menikah dan berkeluarga, tapi disini saya mencoba masuk sebagai orang tua. Sudah kewajiban orang tua mendidik anak-anaknya sejak dini dengan bekal agama yang kuat. Agama adalah hal yang utama bagi diri si anak, agar anak mampu menjaga hati dan perilakunya sesuai apa yang diajarkan dalam agamanya. Apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, apa yang wajib dilakukan dan apa yang sama sekali tidak boleh dilakukan. Itu semua terdapat dalam agama...
Selebihnya, pendidikan... Tidak hanya pendidikan formal, seperti sekolah. Tidak juga hanya pendidikan non formal, seperti kursus-kursus. Pendidikan moral pun perlu. Ya, bagi yang sudah menjadi orang tua, pasti tau lah hal itu... Bagaimana orang tua mampu mendidik anak-anaknya untuk menghargai sesuatu seperti cerita diatas. Bagaimana orang tua mampu mendidik anak-anaknya untuk turut merasakan penderitaan sesama, dan masih banyak pendidikan-pendidikan yang lain yang mampu menumbuhkan si anak menjadi seorang yang baik di luar(perilaku) dan baik di dalam (hati).
Saya sebagai seorang anak dan mahasiswi. Sudah seharusnya seorang anak berbakti pada orang tuanya, menghargai semua yang dilakukan dan diberikan oleh mereka pada kita. Entah yang disuka maupun yang tidak. Tidak sedikit dari kita yang masih mengeluh, menggerutu tentang apa yang mereka lakukan dan beri pada kita. Saya sendiri, misalnya. Saya pun terkadang masih suka uring-uringan kalo ibu atau bapak saya memberikan saya sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan saya, atau meminta tolong sesuatu kepada saya dan terkadang saya tolak dengan ketusnya. Jangan ditiru!! Pikirlah oleh kalian!! Selama ini, kita "menumpang hidup" pada mereka, mereka menanggung semua biaya hidup kita selama kita belum bisa lepas dari mereka, alias sebelum kita mampu membiayai hidup kita sendiri sepenuhnya. Seharusnya kita pun memberikan yang terbaik bagi mereka, terbaik bagi keluarga. Berikan mereka kebanggaan terhadap diri kita, khususnya untuk mereka. Berikan apa yang kita mampu berikan pada mereka. Saya yakin, orang tua tidak akan minta yang macam-macam dari anak-anaknya! Mereka hanya meminta kita menjadi orang yang baik, jujur, cerdas, dan bertanggung jawab. Mereka sudah senang dan bangga melihat kita seperti itu, seperti apa yang mereka harapkan. Jadi hargai dan hormatilah mereka...
Saya sebagai masyarakat. Coba deh kalian rasakan apa yang dirasakan mereka yang tinggal di kolong jembatan, mereka yang tinggal dilingkungan kumuh, dan mereka yang hidup dijalanan. Susah banget!! Untuk makan aja susah, tapi kita?? Dalam cerita itu misalnya. Reva masih beruntung punya lauk-pauk yang masih bisa dia makan, tapi sayang dia tidak bisa menghargai itu semua. Bagi mereka yang hidup serba kekurangan, makan nasi sama ikan asin aja udah untung banget! Alhamdulillah banget! Asal perut mereka terisi. Itulah manusia... Masih banyak banget yang lebih kekurangan dari kita, tapi mereka yang berlebihan terkadang sulit sekali untuk diajak menghargai. Bukannya saya sok menggurui atau saya sok sudah melakukan hal-hal baik dalam hidup saya, saya juga masih banyak kekurangan. Untuk itu saya mengajak kamu semua untuk belajar menghargai. Sekecil apapun yang kita hasilkan dan apa yang orang lain hasilkan sudah sepatutnya dihargai...
So... What do you think about it??
Dia begitu serba-salah, menggerutu tidak jelas. Mau tidur salah, mau makan salah. Entah apa yang diinginkan gadis itu.
"Bu, hari ini masak apa?", tanyanya pada ibunya yang sedang membaca tabloid dikamar.
"Ibu ga masak hari ini. Dimeja makan masih ada ikan asin, telor dadar, sama sop iga.", jawab ibunya sambil terus asyik membaca tabloid kesayangannya.
"Hah, sop iga?? Ih, aku kan ga suka iga bu...!! Masak donk bu... Aku mau makan siang pake apa nih!!", ujarnya sambil menahan kesal.
"Ya, udah kamu mau makan apa nih? Biar nanti ibu belanja ke pasar, atau masak mie aja... Ada sawi dan telor dikulkas. Bisa di campur ke mie rebus kan... Atau kamu mau beli makan di restoran padang, atau di ayam bakar langganan kita? Terserah kamu...", tanya ibunya sambil memberikan pilihan.
"Ah, males! Bosen!!", jawabnya ketus.
"Ya, Allah...", ucap ibunya sabar.
Begitulah kalo Reva lagi kesal. Maunya harus selalu dituruti, padahal dia bukan anak tunggal maupun anak bungsu. Dia anak pertama dari dua bersaudara. Dia beda sekali dengan adiknya. Adiknya selalu tau bagaimana menghargai sesuatu, lain halnya dengan Reva. Dia tidak pernah dan tak pernah mau menghargai sesuatu bila sesuatu itu bukan hal yang dia inginkan atau tak sesuai inginnya.
"Sudahlah Kak, makan saja dulu yang ada... Toh, masakan yang dimeja makan juga masakan ibu... Kasian ibu sudah masak... Makanlah walau sedikit, kalo belum kenyang nanti beli cemilan yang lain. Nanti aku yang beliin... Gimana?", tanya adiknya.
"Ih, udah ga mood gue!! Lo aja sana yang makan!!", jawabnya ketus.
Disini saya akan mencoba berbagi pemikiran saya tentang cerita diatas. Cerita tersebut nyata, bahkan mungkin masih banyak terjadi didalam suatu keluarga. Intinya saya ingin mencoba bercerita dari sudut pandang yang lain, yaitu bukan dari keluarga itu sendiri melainkan dari sisi keseluruhannya.
Saya memang belum menikah dan berkeluarga, tapi disini saya mencoba masuk sebagai orang tua. Sudah kewajiban orang tua mendidik anak-anaknya sejak dini dengan bekal agama yang kuat. Agama adalah hal yang utama bagi diri si anak, agar anak mampu menjaga hati dan perilakunya sesuai apa yang diajarkan dalam agamanya. Apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, apa yang wajib dilakukan dan apa yang sama sekali tidak boleh dilakukan. Itu semua terdapat dalam agama...
Selebihnya, pendidikan... Tidak hanya pendidikan formal, seperti sekolah. Tidak juga hanya pendidikan non formal, seperti kursus-kursus. Pendidikan moral pun perlu. Ya, bagi yang sudah menjadi orang tua, pasti tau lah hal itu... Bagaimana orang tua mampu mendidik anak-anaknya untuk menghargai sesuatu seperti cerita diatas. Bagaimana orang tua mampu mendidik anak-anaknya untuk turut merasakan penderitaan sesama, dan masih banyak pendidikan-pendidikan yang lain yang mampu menumbuhkan si anak menjadi seorang yang baik di luar(perilaku) dan baik di dalam (hati).
Saya sebagai seorang anak dan mahasiswi. Sudah seharusnya seorang anak berbakti pada orang tuanya, menghargai semua yang dilakukan dan diberikan oleh mereka pada kita. Entah yang disuka maupun yang tidak. Tidak sedikit dari kita yang masih mengeluh, menggerutu tentang apa yang mereka lakukan dan beri pada kita. Saya sendiri, misalnya. Saya pun terkadang masih suka uring-uringan kalo ibu atau bapak saya memberikan saya sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan saya, atau meminta tolong sesuatu kepada saya dan terkadang saya tolak dengan ketusnya. Jangan ditiru!! Pikirlah oleh kalian!! Selama ini, kita "menumpang hidup" pada mereka, mereka menanggung semua biaya hidup kita selama kita belum bisa lepas dari mereka, alias sebelum kita mampu membiayai hidup kita sendiri sepenuhnya. Seharusnya kita pun memberikan yang terbaik bagi mereka, terbaik bagi keluarga. Berikan mereka kebanggaan terhadap diri kita, khususnya untuk mereka. Berikan apa yang kita mampu berikan pada mereka. Saya yakin, orang tua tidak akan minta yang macam-macam dari anak-anaknya! Mereka hanya meminta kita menjadi orang yang baik, jujur, cerdas, dan bertanggung jawab. Mereka sudah senang dan bangga melihat kita seperti itu, seperti apa yang mereka harapkan. Jadi hargai dan hormatilah mereka...
Saya sebagai masyarakat. Coba deh kalian rasakan apa yang dirasakan mereka yang tinggal di kolong jembatan, mereka yang tinggal dilingkungan kumuh, dan mereka yang hidup dijalanan. Susah banget!! Untuk makan aja susah, tapi kita?? Dalam cerita itu misalnya. Reva masih beruntung punya lauk-pauk yang masih bisa dia makan, tapi sayang dia tidak bisa menghargai itu semua. Bagi mereka yang hidup serba kekurangan, makan nasi sama ikan asin aja udah untung banget! Alhamdulillah banget! Asal perut mereka terisi. Itulah manusia... Masih banyak banget yang lebih kekurangan dari kita, tapi mereka yang berlebihan terkadang sulit sekali untuk diajak menghargai. Bukannya saya sok menggurui atau saya sok sudah melakukan hal-hal baik dalam hidup saya, saya juga masih banyak kekurangan. Untuk itu saya mengajak kamu semua untuk belajar menghargai. Sekecil apapun yang kita hasilkan dan apa yang orang lain hasilkan sudah sepatutnya dihargai...
So... What do you think about it??
Sabtu, 17 Januari 2009
Lagi-lagi karena cuaca...!!!
Lagi-lagi cuaca hari ini ga bersahabat. Padahal hari ini rencananya aku mau ke kampus, tapi karena cuaca disini tidak memperbolehkan aku untuk datang, ya sudah... Rencana tinggal rencana... Ga enaknya sama temen aku, Rai... Kayaknya dia pengen banget dateng ke sana, makanya dia terus-terus ngajak aku... Tapi gimana lagi... Aku sih, mau nemenin dia tapi ya itu... Cuaca bikin males kemana-mana... Maaf ya, teman... Diriku tidak bisa kesana dan menemanimu...
Jumat, 16 Januari 2009
Pagi yang hangat...
Hari ini, mentari pagi menampakkan dirinya. Membagi sinar kehangatannya... Kicauan burung2 yang terbang bebas menemani dan meramaikan pagiku di hari ini. Biasan cahaya dari air kolam, seakan ikut menyinari hariku.
Kamis, 15 Januari 2009
Aku hari ini...
Ditemani dengan secangkir teh hangat dan biskuit sebagai cemilannya, aku duduk di teras depan rumah... Langit hari ini masih terlihat mendung, tapi tidak dengan rintikan hujan. Aku pun terhanyut dengan alunan musik yang diperdengarkan dari handphoneku, sambil asyik memperhatikan ikan-ikan yang sedang bermain di kolam. Aku dalam kesendirian mencoba meramaikan dan menghangatkan diri dengan tulisan-tulisan hati...
Rabu, 14 Januari 2009
WANITA YANG KAU PILIH
Malam selalu panjang
Di waktu aku merindukanmu
Kau bisa menjaga aku
Hingga diriku merasa teduh
Aku seperti kamu
Menginginkan dan memerlukanmu
Karena kita tak mampu untuk
Selalu pergi menjauh
Kau jadikan aku ini
Wanita yang kau pilih
Untuk jadi kekasihmu
Dan kau pun tlah aku minta
Setia sepertiku
Hingga waktunya tiba
Aku percaya penuh
Kau kan buatku bahagia
Karna cinta tercipta
Datangnya dari dalam hatiku
Di waktu aku merindukanmu
Kau bisa menjaga aku
Hingga diriku merasa teduh
Aku seperti kamu
Menginginkan dan memerlukanmu
Karena kita tak mampu untuk
Selalu pergi menjauh
Kau jadikan aku ini
Wanita yang kau pilih
Untuk jadi kekasihmu
Dan kau pun tlah aku minta
Setia sepertiku
Hingga waktunya tiba
Aku percaya penuh
Kau kan buatku bahagia
Karna cinta tercipta
Datangnya dari dalam hatiku
SETIA
Deras hujan yang turun.
Mengingatkanku pada dirimu.
Aku masih disini untuk setia.
Selang waktu berganti.
Aku tak tahu engkau dimana.
Tapi aku mencoba untuk setia.
Sesaat malam datang.
Menjemput kesendirianku.
Dan bila pagi datang.
Kutahu kau tak disampingku.
Aku masih disini untuk setia.
Mengingatkanku pada dirimu.
Aku masih disini untuk setia.
Selang waktu berganti.
Aku tak tahu engkau dimana.
Tapi aku mencoba untuk setia.
Sesaat malam datang.
Menjemput kesendirianku.
Dan bila pagi datang.
Kutahu kau tak disampingku.
Aku masih disini untuk setia.
TERLANJUR CINTA
waktu bergulir lambat
merantai langkah perjalanan kita
berjuta cerita terukir dalam
menjadi sebuah dilema
mengertikah engkau
perasaanku tak terhapuskan
malam menangis
tetes embun membasahi mata hatiku
mencoba bertahan di atas puing-puing
cinta yang tlah rapuh
apa yang ku genggam
tak mudah untuk aku lepaskan
aku terlanjur cinta kepadamu
dan tlah kuberikan seluruh hatiku
tapi mengapa baru kini kau pertanyakan cintaku
aku pun tak mengerti yang terjadi
apa salah dan kurang ku padamu
kini terlambat sudah untuk dipersalahkan
karna sekali cinta, aku tetap cinta
mencoba bertahan di atas puing-puing
cinta yang tlah rapuh
apa yang ku genggam
tak mudah untuk aku lepaskan
merantai langkah perjalanan kita
berjuta cerita terukir dalam
menjadi sebuah dilema
mengertikah engkau
perasaanku tak terhapuskan
malam menangis
tetes embun membasahi mata hatiku
mencoba bertahan di atas puing-puing
cinta yang tlah rapuh
apa yang ku genggam
tak mudah untuk aku lepaskan
aku terlanjur cinta kepadamu
dan tlah kuberikan seluruh hatiku
tapi mengapa baru kini kau pertanyakan cintaku
aku pun tak mengerti yang terjadi
apa salah dan kurang ku padamu
kini terlambat sudah untuk dipersalahkan
karna sekali cinta, aku tetap cinta
mencoba bertahan di atas puing-puing
cinta yang tlah rapuh
apa yang ku genggam
tak mudah untuk aku lepaskan
DILANDA CINTA
Manis nikmat, belai sentuh dipeluk hati
Melayang terbang, mimpi berangan
Bersamamu disetiap waktu
Aku ini lelaki yang sedang nikmati cinta
Dimabuk asmara bila ada kamu aku peluk
Aku ini wanita yang sedang dilanda cinta
Dibuai asmara bila ada kamu di dekatku
Melayang terbang, mimpi berangan
Bersamamu disetiap waktu
Aku ini wanita yang sedang dilanda cinta
Dibuai asmara bila ada kamu di dekatku
Aku ini lelaki yang sedang nikmati cinta
Dimabuk asmara bila ada kamu aku peluk
Aku dilanda cinta...
Aku ini wanita yang sedang dilanda cinta
Dibuai asmara bila ada kamu di dekatku
Aku ini lelaki yang sedang nikmati cinta
Dimabuk asmara bila ada kamu aku peluk
Aku ini wanita yang sedang dilanda cinta
Aku ini lelaki aku dimabuk asmara
Aku ini wanita dibuai asmara
Aku ini lelaki yang sedang dilanda asmara
Melayang terbang, mimpi berangan
Bersamamu disetiap waktu
Aku ini lelaki yang sedang nikmati cinta
Dimabuk asmara bila ada kamu aku peluk
Aku ini wanita yang sedang dilanda cinta
Dibuai asmara bila ada kamu di dekatku
Melayang terbang, mimpi berangan
Bersamamu disetiap waktu
Aku ini wanita yang sedang dilanda cinta
Dibuai asmara bila ada kamu di dekatku
Aku ini lelaki yang sedang nikmati cinta
Dimabuk asmara bila ada kamu aku peluk
Aku dilanda cinta...
Aku ini wanita yang sedang dilanda cinta
Dibuai asmara bila ada kamu di dekatku
Aku ini lelaki yang sedang nikmati cinta
Dimabuk asmara bila ada kamu aku peluk
Aku ini wanita yang sedang dilanda cinta
Aku ini lelaki aku dimabuk asmara
Aku ini wanita dibuai asmara
Aku ini lelaki yang sedang dilanda asmara
PERNAH MUDA
Bilang papa mu
Ku takkan buat kau berubah menjadi anak yang nakal
Bilang mama mu
Ku cinta padamu dan aku tak pernah main-main
Biarkanlah saja dulu kita jalan berdua
Mereka pun pernah muda... pernah muda...
(Saatnya kau dan aku sekarang)
Bilang papa mu berhenti urusin semua urusan kau dan aku
Bilang mama mu tak perlu kuatir atau pun curiga kepadaku
Ku takkan buat kau berubah menjadi anak yang nakal
Bilang mama mu
Ku cinta padamu dan aku tak pernah main-main
Biarkanlah saja dulu kita jalan berdua
Mereka pun pernah muda... pernah muda...
(Saatnya kau dan aku sekarang)
Bilang papa mu berhenti urusin semua urusan kau dan aku
Bilang mama mu tak perlu kuatir atau pun curiga kepadaku
THE WAY YOU LOOK AT ME
No one ever saw me like you do
All the thing that I could add up too
I never new just what a smile was worth
But your eyes see everything
Without a single word
Coz’ there’s something in the way
You look at me
It’s as if my heart knows
You’re the missing piece
You make me believe that there’s nothin’
In this world I can’t be
I never know what you see
But there’s somethin’ the way you look at me
If I could freeze a moment in my mind
It‘ll be the second that you touch your lips to mine
I’d like to stop the clock make time stand still
Coz’ baby this is just the way
I always wanna feel
Coz’ there’s something in the way
You look at me
It’s as if my heart knows
You’re the missing piece
You make me believe that there’s nothin’
In this world I can’t be
I never know what you see
But there’s somethin’ the way you look at me
I don’t know how or why
I feel different in your eyes
All I know is it happen’s every time
Coz’ there’s something in the way
You look at me
It’s as if my heart knows
You’re the missing piece
You make me believe that there’s nothin’
In this world I can’t be
I never know what you see
But there’s somethin’ the way you look at me
The way you look at me…
All the thing that I could add up too
I never new just what a smile was worth
But your eyes see everything
Without a single word
Coz’ there’s something in the way
You look at me
It’s as if my heart knows
You’re the missing piece
You make me believe that there’s nothin’
In this world I can’t be
I never know what you see
But there’s somethin’ the way you look at me
If I could freeze a moment in my mind
It‘ll be the second that you touch your lips to mine
I’d like to stop the clock make time stand still
Coz’ baby this is just the way
I always wanna feel
Coz’ there’s something in the way
You look at me
It’s as if my heart knows
You’re the missing piece
You make me believe that there’s nothin’
In this world I can’t be
I never know what you see
But there’s somethin’ the way you look at me
I don’t know how or why
I feel different in your eyes
All I know is it happen’s every time
Coz’ there’s something in the way
You look at me
It’s as if my heart knows
You’re the missing piece
You make me believe that there’s nothin’
In this world I can’t be
I never know what you see
But there’s somethin’ the way you look at me
The way you look at me…
Huh, ternyata......!!!!!
Terhitung sejak hari ini diadakannya Fisip Fun Fair di kampusku, satu hari sebelumnya dia meneleponku. Kangen katanya... :) Berjam-jam aku dan dia berkangen-kangen ria lewat telepon. Setelah puas mendengar suara satu sama lain, pembicaraan pun usai... Aku tak memberitahukan dia kalau aku besok mau ke kampus melihat acara dikampusku itu dan tentu untuk bertemu dia juga. Hari ini cuaca mendung, langit terus saja diliputi awan hitam. Mentari tak nampak diantara awan-awan itu, seolah malas memberikan cahaya dan sinar hangatnya. Diri ini pun ragu untuk melangkahkan kaki menuju kampus. Namun, teman-temanku terus saja menghubungi ponselku. Menyuruhku cepat datang. Untungnya langit tidak menitikkan air hujan, hanya mendung... Aku pun bergegas berangkat ke kampus. Sesampainya disana, apa yang aku lihat?? Aku lihat dia sedang duduk berdua di taman kampus dengan seorang wanita cantik dengan rambut hitam panjang terurai indah. Mereka terlihat sangat akrab. Saling memandang, tertawa dan bercanda... Sakit hati ini melihat dia seperti itu. Air mata sudah tak terbendung untuk keluar dari mata ini, tapi aku mencoba menahan rasa sakit ini. Aku coba menegur dia, namun apa yang aku terima??? Dia hanya menoleh ke arahku beberapa detik saja, seolah dia tidak pernah mengenalku. Dengan rasa sakit yang teramat dalam, aku meninggalkannya. Beruntung ada teman-temanku yang selalu setia menemaniku disaat sedih seperti ini. Aku berharap dia datang menemuiku dan menjelaskannya semua padaku siapa dan apa hubungannya dia dengan wanita itu...
Belum saja aku mendapat kepastian itu, tiba-tiba hujan deras. Dan apa yang selanjutnya terjadi??? Aku terjaga dari tidur dan mata ini sudah basah dengan linangan air mata. Ternyata, kejadian yang aku alami tadi HANYALAH MIMPI... Dan itu mimpi yang menyakitkan... :(
Belum saja aku mendapat kepastian itu, tiba-tiba hujan deras. Dan apa yang selanjutnya terjadi??? Aku terjaga dari tidur dan mata ini sudah basah dengan linangan air mata. Ternyata, kejadian yang aku alami tadi HANYALAH MIMPI... Dan itu mimpi yang menyakitkan... :(
Selasa, 13 Januari 2009
Wah, keujanan...!!!!!!
Dari pagi langit memang sudah muram... Terus menangis, tak henti...
Hari ini acaraku k ATM buat bayar kuliah... Males bgt kalo ujan begini...
Sambil menunggu langit kelelahan menangis, aku membereskan rumah dulu..
Mandi, sarapan setelah itu duduk manis di ruang tamu dengan ditemani laptop dan segelas susu coklat hangat...
Dingiiiiiinnnnnnnn bgt..... udah gitu dirumah sendirian... Maklum, yang lain udah pada aktivitas semua...
Ujannya baru berhenti siang... Pas bgt adeku Tio pulang, ya udah... minjem motornya aja... :) Eh, ga bolehin sama ibu, ktanya diboncengin aja sama Tio, takut kenapa2...
Ya, wes... Kasian juga c, Tio baru pulang sekolah udah nganterin aku lagi... Tio c mau aja, dia mah hobi bgt jalan2... :p
Berangkat, lancar alias ga ujan... Pas pulangnya, baru deh ujan gede bgt!! Cari tempat berteduh susah bgt!! Akhirnya, tubuh udah agak basah kuyup baru dapet tempat berteduh... Dingiiiiiiinnnnnnnn bgt!!! Untungnya pake sweeter yang dari benang wol... Jadi lumayan agak hangatlah.... 10 menit menunggu, akhirnya ujan berhenti juga... Lanjut deh perjalanan menuju rumah... Dan Alhamdulillah, sampai dengan selamat... :)
Hari ini acaraku k ATM buat bayar kuliah... Males bgt kalo ujan begini...
Sambil menunggu langit kelelahan menangis, aku membereskan rumah dulu..
Mandi, sarapan setelah itu duduk manis di ruang tamu dengan ditemani laptop dan segelas susu coklat hangat...
Dingiiiiiinnnnnnnn bgt..... udah gitu dirumah sendirian... Maklum, yang lain udah pada aktivitas semua...
Ujannya baru berhenti siang... Pas bgt adeku Tio pulang, ya udah... minjem motornya aja... :) Eh, ga bolehin sama ibu, ktanya diboncengin aja sama Tio, takut kenapa2...
Ya, wes... Kasian juga c, Tio baru pulang sekolah udah nganterin aku lagi... Tio c mau aja, dia mah hobi bgt jalan2... :p
Berangkat, lancar alias ga ujan... Pas pulangnya, baru deh ujan gede bgt!! Cari tempat berteduh susah bgt!! Akhirnya, tubuh udah agak basah kuyup baru dapet tempat berteduh... Dingiiiiiiinnnnnnnn bgt!!! Untungnya pake sweeter yang dari benang wol... Jadi lumayan agak hangatlah.... 10 menit menunggu, akhirnya ujan berhenti juga... Lanjut deh perjalanan menuju rumah... Dan Alhamdulillah, sampai dengan selamat... :)
Senin, 12 Januari 2009
Kecelakaan lagi... :'(
4 hari yang lalu, jariku teriris pisau waktu bantu ibu potongin wortel...
Sekarang, tanganku kena cipratan air panas waktu mau mandi... Ya, ampun... Ga hati-hati banget nih aku!! :(
Sekarang, tanganku kena cipratan air panas waktu mau mandi... Ya, ampun... Ga hati-hati banget nih aku!! :(
Selasa, 06 Januari 2009
Akhirnya, ga jadi marah2..! :)
Akhirny, bpk ga jd marah2 gara2 ip ku turun. T'nyta td d telp bpk salah dgr. Bpk qra ipk ku yg turun. Pdhl ipk ku naek, y, wlwpun naek diqt. Hp c jd dsita tp mulai smggu sblm uts sampe sesdh uts n smggu sblm uas sampe sesdh uas. Sesuai p'janjian. Hubgnku sm dia pun msh boleh dlanjutkn. Asal tau kwjbn msg2.. Pastilah, aku udh ngerti soal itu bgtu jg dia..
Jangan pisahkan aku dari hp dan dia!! Bisa2 aku semakin terpuruk nantinya..
Belajar tiap hri, udah..
Catetan lgkp, rapi n menarik, iya..
Ngulang mata kuliah sblmny drumah, pasti..
B'doa, apalagi..
Tp IP turun cukup drastis!!
Gara2 ini, bokap ultimatum aku! Hp mau dsita n.. Hubunganku sm dia t'ancam!! Hr ini aku cm bs nangis.. Hp dsita ga masalah, tp hubunganku sm dia? Y Allah, knp ini hrus t'jdi pdku?? Apa d usiaku yg k 20 msh hrus d anggap kya anak yg bru 17 thn??
Catetan lgkp, rapi n menarik, iya..
Ngulang mata kuliah sblmny drumah, pasti..
B'doa, apalagi..
Tp IP turun cukup drastis!!
Gara2 ini, bokap ultimatum aku! Hp mau dsita n.. Hubunganku sm dia t'ancam!! Hr ini aku cm bs nangis.. Hp dsita ga masalah, tp hubunganku sm dia? Y Allah, knp ini hrus t'jdi pdku?? Apa d usiaku yg k 20 msh hrus d anggap kya anak yg bru 17 thn??
Langganan:
Postingan (Atom)