Senin, 19 Januari 2009

Celotehan Anak Kecil


"Bu, aku ga mau ah nanti nikah!"
"Bu, aku ga mau ah nanti hamil! Nanti perutnya dibelah-belah... Kan takut, ngeri... Ih..."
"Bu, nanti kalo kakak nikah, trus ibu sama ayah udah tua, aku tinggal sama siapa?"
"Duh, Kak! Pacar kakak ganteng deh! Nanti kalo aku udah gede, aku mau punya pacar kayak pacar kakak ah...!"

Yang diatas itu merupakan pernyataan2 yang dilontarkan oleh seorang anak kecil berusia 6-7 tahun. Pantaskah anak sekecil itu mengeluarkan pernyataan2 seperti itu? Pasti jawabannya, tidak!! Saya saja yang usianya sudah kepala 2 belum berpikiran sampai sejauh itu. Masalah nikah, hamil, pacar yang ganteng/ cantik, tapi anak sekecil itu sudah berpikiran ke arah sana.
Jaman sudah beda apa keingintahuan si anak yang memang besar terhadap lingkungan disekitar yang ia rasakan dan ia lihat?

Mungkin 22nya membuat si anak berbicara seperti itu.
Jaman sekarang memang saya rasakan jauh berbeda dengan jaman saya kecil dulu. Sekarang pergaulan sudah bebas, sebebas-bebasnya burung terbang. Mulai dari tontonan di tv misalnya, banyak sinetron2 yang tayang untuk usia 17+ tapi ditonton juga oleh anak2, walaupun ditemani oleh orangtuanya. Orang tua menemani + mengawasi anaknya nonton apa hanya sekedar menemani bahkan ikut nonton karena sinetronnya juga salah satu tontonan favorit orang tuanya?? Nah, mungkin masih/ bahkan banyak orang tua yang seperti pertanyaan terakhir. Ikut nonton tanpa memberikan penjelasan mana yang boleh ditiru dan mana yang tidak. Kalo pun ada, tontonan untuk anak kecil saya lihat masih ada unsur2 negatif yang seharusnya tidak boleh ada dalam cerita itu. Kalo pun ada yang demikian, diakhir cerita diberi kesimpulan dan arahan untuk anak2 yang menontonnya. Pergaulan diluar lingkungan rumah, seperti sekolah biasanya turut juga mengubah pikiran anak2 yang seharusnya pikirannya tumbuh sesuai usia menjadi tidak semestinya.

Adik saya misalnya, dia membuat saya kaget ketika dia berceloteh mengenai pernikahan.
"Mbak, nanti mbak nikah sama siapa? Sama Mas Thesa ya? Apa mau sama Pangeran Erick (menyebutkan salah satu tokoh di film barbie)? Trus nanti kalo udah nikah, Mbak tinggal dimana? Disini aja, sama Safna...", celotehnya.
Weits! Adik saya yang usianya baru mau menginjak 7 tahun udah ngomong kayak gitu??? Aduh2... Ada yang salah nih!!
"Ngomong apa c kamu! Masih kecil jangan dulu ngomongin kaya gitu... Masih jauh...", saya hanya bisa menjawab seperti itu.
Tidak hanya celotehan itu saja,
"Mbak, emang nanti kalo ngelahirin perutnya dibelah ya? Sama "..."nya juga ya? Ih... Safna c ga mau hamil ah selamanya!!"
Ya Allah... Bener2 deh ada yang salah... Selama ini orang tua maupun saya tidak pernah membicarakan hal2 dewasa didepan dia.
"Kamu kata siapa c, sok tahu banget!! Ya, enggak kayak gitu kali... Ntar juga kamu tau dan ngerasain sendiri kalo udah gede. Udah ah, kamu masih kecil ngomongnya udah kayak gitu!", jawabku.
"Kata Hilda, itu loh temen sekelas aku...", jelasnya lagi.
Tuh, kan! Pergaulan diluar lingkungan rumah memang sangat berpengaruh pada pemikiran si anak. Ini yang menurut saya sulit untuk para orang tua dalam mengawasi anak2nya bila sudah berada di luar pengawasan mereka. Orang tua harus pintar2 memberikan pendidikan dan pengarahan yang baik kepada anak2nya dilingkungan keluarga. Terutama pengarahan mengenai hal2 yang dewasa, disampaikan dengan semestinya dan sewajarnya saja dengan contoh2 yang simpel sesuai pemikiran anak seusianya. Saya pun merasakan hal itu. Waktu kecil, usia Tk saya tinggal bersama nenek dan kakek. Tinggal bersama keluarga yang penuh kedisiplinan dan sedikit banyak aturan. Awalnya saya tertekan tinggal bersama mereka dan jauh dari orang tua, tapi lama-kelamaan saya terbiasa hidup dengan keadaan yang demikian. Justru dengan keadaan seperti itu, saya merasa dilindungi dan disayang sama mereka. Sekarang justru lain, keadaan seperti itu dianggap sudah tidak sesuai dengan jaman sekarang yang mengutamakan kebebasan. Keadaan dimana saya kecil dulu, dianggap terlalu overprotektiv dan posesif.

Saya sebagai seorang kakak pun mencoba memberikan contoh yang baik kepada adik saya dengan tidak berbicara dan melakukan hal2 yang aneh dan yang tidak pantas untuk ditiru adik. Tidak hanya orang tua pastinya yang berperan memberikan pendidikan dan pengarahan kepada anak, kakak/saudara pun semestinya memberikan contoh yang baik kepada adik2nya. Sulit memang dalam prakteknya, ada saja kekurangannya. Apalagi anak2 sekarang perkembangan otaknya cepat sekali dengan diiringi banyak asupan makanan yang bergizi.

Tanggung jawab orang tua dan orang2 dewasa dalam menjaga anak2 untuk tetap berkembang sesuai usianya...

1 komentar:

Thesa Adi mengatakan...

Alhamdulillah mas sukanya nonton kartun, jadi bisa bareng nontonnya sama anak2 :p